Translate

Total Tayangan Halaman

Followers

Senin, 24 Desember 2012

Maqashid Syariah



Seperti yang telah diketahui bahwa ilmu ekonomi kapitalis (konvensional) bertujuan terutama dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi, secara makro, yang ditunjukkan dengan besaran pendapatan perkapita (PDB/populasi). Sedangkan secara mikro para pelaku ekonomi mengejar maksimal utilitas, untuk konsumen, dan maksimal laba, untuk produsen. Titik berat dari tujuan ekonomi konvensional tersebut adalah peningkatan kekayaan yang akan terwujud bila para pelaku ekonomi bersaing dalam pasar persaingan sempurna. Tujuan ekonomi yang hanya mengejar kekayaan semata akan membuat individu semakin kehilangan sisi sosialnya sebagai manusia. Atau Chapra menyebutnya sebagai keruntuhan solidaritas keluarga dan sosial. Nilai-nilai inilah yang menjadikan sistem ekonomi konvesional tidak sesuai dengan ajaran agama Islam sehingga keselamatan di dunia dan akhirat tidak lagi dapat terwujud.  
Maqashid syariah adalah rumusan tujuan ekonomi Islam yang sesuai dengan syariat agama Islam. Jika kita menganut kepada maqashid syariah sebagai tujuan dari perekonomian, maka kesejahteraan yang diidam-idamkan sebagai keberhasilan perekonomian senantiasa akan tercapai.
Menurut Al-Ghazali: “Tujuan dari Syariah adalah meningkatkan kesejahteraan seluruh manusia, yang terletak pada perlindungan keimanan (dien) mereka, manusia (nafs), akal mereka (aqal) keturunan mereka (nasl), dan kekayaan mereka (maal). Apapun yang menjamin perlindungan kelima ini menjamin kepentingan publik dan merupakan hal yang diinginkan.”[5]  Urutan maqashid seperti ini sudah disahkan dan disetujui oleh sebagian besar fuqaha.
Keimanan  ditempatkan di urutan pertama karena memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian – yaitu perilaku, gaya hidup, selera dan preferensi manusia, dan sikap-sikap terhadap manusia, sumber daya dan lingkungan.[6] Keimanan memang menjadi faktor terpenting dari sistem ekonomi Islam karena sistem ekonomi Islam yang besar dan teratur didirikan dengan prinsip relijius sebagai fondasinya. Oleh karena itu segala sesuatu yang dilakukan dalam sistem ekonomi Islam harus merupakan ibadah, atau bernilai ibadah. Selain itu dengan iman sebagai tujuan ditetapkan dalam hati, maka perekonomian akan berjalan pada jalur yang benar, yaitu sesuai dengan syariat Islam.
Kekayaan ditempatkan di belakang, bukan karena kurang penting tetapi jika kekayaan itu ditempatkan paling atas sebagai tujuan dari perekonomian, ini akan meningkatkan ketidakadilan dan memperkuat kesenjangan, ketidakseimbangan dan ekses., yang pada akhirnya dapat mengurangi kesejahtetraan generasi sekarang maupun yang akan datang. Keimananlah yang membantu menimbulkan disiplin dan arti di dalam mencari dan membelanjakan harta, dan dengan demikian memungkinkannya berfungsi secara efektif.
Tiga tujuan yang di tengah (jiwa manusia, akal dan keturunan) berhubungan dengan manusia itu sendiri, yang kesejahteraannya merupakan tujuan utama dari perekonomian syariah. Ini mencakup kebutuhan fisik maupun moral, psikologi dan akal untuk generasi sekarang dan akan datang.
Berangkat dari tujuan itulah ekonomi syariah dirancang dan dilaksanakan. Sungguh sangat terlihat bahwa sistem ekonomi Islam benar-benar meliputi segala aspek kehidupan yang jelas berkaitan ke dalam perekonomian. Sistem ekonomi Islam mendahulukan keimanan sebagai tujuan agar dapat benar-benatr dicapai masyarakat yang sejahtera dan adil, ditambah campur tangan pemerintah dalam menjamin tercapainya masyarakat yang sejahtera. Namun demikian faktor manusia dan kekayaan sebagai obyek perekonomian tetap diperhitungkan.

http://www.ekisonline.com/mikro

Sabtu, 22 Desember 2012

Islam Will Dominate: 5 Ilmuwan Ini Menjadi Muslim Setelah Melakukan Riset Ilmiah

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, atau duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi". Demikian bunyi surah Ali Imron ayat 190-191.
Ayat di atas menjelaskan tentang kebesaran Allah; bahwa keberadaan dan kebesaran-Nya dapat dibuktikan melalui adanya alam semesta. Orang-orang yang berakal (ulul Albab/cendekiawan) yang disebutkan dalam ayat itu dapat membuktikan keberadaan Allah melalui penelitian terhadap ciptaan-Nya. Sehingga tidak mengherankan, tidak sedikit manusia yang pada mulanya berada dalam kejahiliyahan, akhirnya memeluk Islam dan menjadi muslim yang teguh setelah menemukan kebenaran pernyataan Alquran tentang tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.

Dalam Alquran sendiri, meski baru diturunkan 14 abad yang lalu, sudah banyak mengungkap fakta-fakta alam semesta secara ilmiah. Satu persatu fakta-fakta itu terbuktikan kebenarannya sehingga melahirkan beragam ilmu pengetahuan.

Pada abad modern ini, pembuktian kebenaran Alquran banyak dilakukan oleh ilmuwan non-muslim. Bahkan tidak sedikit di antara mereka akhirnya yang dengan keikhlasan mengucap dua kalimat syahadat.

1. Maurice Bucaille, masuk Islam karena jasad Fir'aun
Prof Dr Maurice Bucaille adalah adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L’Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Kisah di balik keputusannya masuk Islam diawali pada tahun 1975.

Pada saat itu, pemerintah Prancis menawari bantuan kepada pemerintah Mesir untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Bucaille lah yang menjadi pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian.

Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan. Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet. Namun penemuan yang dilakukan Bucaille menyisakan pertanyaan: Bagaimana jasad tersebut bisa terjaga dan lebih baik dari jasad-jasad yang lain (tengkorak bala tentara Firaun), padahal telah dikeluarkan dari laut?

Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul 'Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern', dengan judul aslinya, 'Les Momies des Pharaons et la Midecine'.

Saat menyiapkan laporan akhir, salah seorang rekannya membisikkan sesuatu di telinga Bucaille seraya berkata: "Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini".

Dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.

Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Namun, ia masih bertanya-tanya tentang kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut.

Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa as, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya terhadap Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut.

Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya: "Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." (QS Yunus: 92).

Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: "Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini".

2. Jacques Yves Costeau, di lautan terdalam menemukan Islam

http://4.bp.blogspot.com/_6igJtsBo4SA/TUPOrpFk-EI/AAAAAAAAAHY/ybkyfFbyG5Y/s1600/cousteau-2.jpgMr Jacques Yves Costeau adalah seorang ahli Oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Perancis yang lahir pada 11 Juni 1910. Sepanjang hidupnya ia menghabiskan waktu dengan menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton oleh seluruh dunia melalui stasiun tv Discovery Channel.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Costeau menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur atau tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya. Sehingga seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.

Fenomena ganjil itu mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim dan menceritakan fenomena ganjil itu kepadanya. Profesor tersebut lalu teringat ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez.

Ayat itu berbunyi: "Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing".

Kemudian dibacakan surat Al-Furqan ayat 53 : "Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi."

Terpesonalah Mr Costeau mendengar ayat-ayat Alquran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Costeau pun berkata bahwa Alquran memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Tak lama, Mr Costeau memeluk Islam.

3. Demitri Bolykov, meyakini matahari akan terbit dari Barat

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgc0jSDLZZXZn4CZqB-1Qd3AveCxthlBOQPmJftpK9S2lBOVkwd1MOSgD-1wfp1LVAca1OnR0xCs3wnnFjQBao_Ik0L8ceLbOxTKPlyZxWRlkYUcLJJfcLwgudLDHilLe1-kxnH8y7X4NA/s1600/demitri+bolykov.jpgSebagai seorang ahli fisika asal Ukraina, Demitri Bolykov mengatakan bahwa pintu masuk ke Islam baginya adalah fisika. Demitri tergabung dalam sebuah penelitian ilmiah yang dipimpin oleh Prof Nicolai Kosinikov, yang juga merupakan pakar fisika.

Teori yang dikemukan oleh Prof Kosinov merupakan teori yang paling baru dan paling berani dalam menafsirkan fenomena perputaran bumi pada porosnya. Kelompok peneliti ini merancang sebuah sampel berupa bola yang diisi penuh dengan papan tipis dari logam yang dilelehkan, ditempatkan pada badan bermagnit yang terbentuk dari elektroda yang saling berlawanan arus.

Ketika arus listrik berjalan pada dua elektroda tersebut maka menimbulkan gaya magnet dan bola yang dipenuhi papan tipis dari logam tersebut mulai berputar pada porosnya fenomena ini dinamakan "Gerak Integral Elektro Magno-Dinamika". Gerak ini pada substansinya menjadi aktivitas perputaran bumi pada porosnya.

Pada tingkat realita di alam ini, daya matahari merupakan "kekuatan penggerak" yang bisa melahirkan area magnet yang bisa mendorong bumi untuk berputar pada porosnya. Kemudian gerak perputaran bumi ini dalam hal cepat atau lambatnya seiring dengan daya intensitas daya matahari.

Atas dasar ini pula posisi dan arah kutub utara bergantung. Telah diadakan penelitian bahwa kutub magnet bumi hingga tahun 1970 bergerak dengan kecepatan tidak lebih dari 10 km dalam setahun, akan tetapi pada tahun-tahun terakhir ini kecepatan tersebut bertambah hingga 40 km dalam setahun.

Bahkan pada tahun 2001 kutub magnet bumi bergeser dari tempatnya hingga mencapai jarak 200 km dalam sekali gerak. Ini berarti bumi dengan pengaruh daya magnet tersebut mengakibatkan dua kutub magnet bergantian tempat. Artinya bahwa "gerak" perputaran bumi akan mengarah pada arah yang berlawanan. Ketika itu matahari akan terbit (keluar) dari Barat.

Ilmu pengetahuan dan informasi seperti ini tidak didapati Demitri dalam buku-buku atau didengar dari manapun, akan tetapi ia memperoleh kesimpulan tersebut dari hasil riset dan percobaan serta penelitian.

Ketika ia menelaah kitab-kitab samawi lintas agama, ia tidak mendapatkan satupun petunjuk kepada informasi tersebut selain dari Islam. Ia mendapati informasi tersebut dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari Barat, maka Allah akan menerima taubatnya."
4. Dr.Fidelma O’Leary, menemukan rahasia sujud dalam salat
http://youtomb.mit.edu/thumbnail/YouTube/H/D/HDkW2Y35mKQ/e8859870e1b673ba9e9bbd91113d622f.jpgDr Fidelma, ahli neurologi asal Amerika Serikat mendapat hidayah saat melakukan kajian terhadap saraf otak manusia. Ketika melakukan penelitian, ia menemukan beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah yang cukup agar dapat berfungsi secara normal.

Penasaran dengan penemuannya, ia mencoba mengkaji lebih serius. Setelah memakan waktu lama, penelitiannya pun tidak sia-sia. Akhirnya dia menemukan bahwa ternyata darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia secara sempurna kecuali ketika seseorang tersebut melakukan sujud dalam salat. Artinya, kalau manusia tidak menunaikan ibadah shalat, otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal.

Rupanya memang urat saraf dalam otak tersebut hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat otak dengan mengikuti waktu salat.

Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Karena posisi sujud akan mengalirkan darah yang kaya oksigen secara maksimal dari jantung ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang.

Setelah penelitian mengejutkan tersebut, Fidelma mencari tahu tentang Islam melalui buku-buku Islam dan diskusi dengan rekan-rekan muslimnya. Setelah mempelajari dan mendiskusikannya, ia malah merasa bahwa ajaran Islam sangat logis. Hatinya begitu tenang ketika mengkaji dan menyelami agama samawi ini.

5. Profesor William, menemukan tumbuhan yang bertasbih

http://kusumakomp.files.wordpress.com/2010/08/william-brown_3.pngSebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, mengungkapkan hasil penelitian yang dilakukan sebuah tim ilmuwan Amerika Serikat tentang suara halus yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa (ulstrasonik), yang keluar dari tumbuhan. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam menggunakan alat perekam canggih.

Dari alat perekam itu, getaran ultrasonik kemudian diubah menjadi menjadi gelombang elektrik optik yang dapat ditampilkan ke layar monitor. Dengan teknologi ini, getaran ultrasonik tersebut dapat dibaca dan dipahami, karena suara yang terekam menjadi terlihat pada layar monitor dalam bentuk rangkaian garis.

Para ilmuwan ini lalu membawa hasil penemuan mereka ke hadapan tim peneliti Inggris di mana salah seorangnya adalah peneliti muslim.

Yang mengejutkan, getaran halus ultrasonik yang tertransfer dari alat perekam menggambarkan garis-garis yang membentuk lafadz Allah dalam layar. Para ilmuwan Inggris ini lantas terkagum-kagum dengan apa yang mereka saksikan.

Peniliti muslim ini lalu mengatakan jika temuan tersebut sesuai dengan keyakinan kaum muslimin sejak 1400 tahun yang lalu. Para ilmuwan AS dan tim peneliti Inggris yang mendengar ucapan itu lalu memintanya untuk menjelaskan lebih dalam maksud yang dikatakannya.

Sang peneliti muslim kemudian membaca ayat dalam Alquran yang berbunyi:

"Bertasbih kepada-Nya langit yang tujuh, dan bumi (juga), dan segala yang ada di dalamnya. Dan tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun, lagi Maha Pengampun," (QS Isra: 44).

Setelah menjelaskan tentang Islam dan ayat tersebut, sang peneliti muslim itu memberikan hadiah berupa mushaf Alquran dan terjemahanya kepada Profesor William, salah satu anggota tim peneliti Inggris.

Selang beberapa hari setelah peristwa itu, Profesor William berceramah di Universitas Carnegie Mellon. Ia mengatakan:

"Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi, satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam Alquran. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan Syahadatain," demikian ungkapan William.

[www.globalmuslim.web.id]

Islam Will Dominate: 5 Ilmuwan Ini Menjadi Muslim Setelah Melakukan Riset Ilmiah

Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah



Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi saw. Bahwasanya beliau bersabda: " Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata,yaitu: Imam (pemimpin) yang adil, Pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Allah swt. Seorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan masjid, Dua orang yang saling mencintai karena Allah keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, Dan orang yang di bujuk oleh seorang wanita yang cantik lagi rupawan, maka dia mengatakan : 'sesungguhnya aku takut kepada Allah', Serta orang yang bershadaqoh lalu menyembunyikanya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kananya, Dan orang yang berdzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian kedua matanya berlinang.(Muttafaqun Alaih)

tujuh golongan yang Allah janjikan kepada mereka naungan disisi-Nya:
1. Pemimpin (imam) yang adil Setiap yang dipertanggungjawabkan akan dipersoalkan kembali kelak. Maka bergembiralah kepada mana-mana peminpin yang dapaat berlaku adil. Pemimpin di sini termasuklah seorang suami yang memimpin isteri dan anak-anak. Seorang isteri yang memimpin anak-anaknya dan sebagainya.
Dalam hadits lain Rosulullah bersabda: "Dari Ummi Mukminin 'Aisyah ra. Nabi saw bersabda: "Ya Allah, siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan umatku, lalu dia mempersulit urusan mereka, maka persulit pulalah dia, dan barang siapa yang menjabat jabatan dalam pemerintahan umatku, lalu dia berusaha menolong mereka maka tolong pulalah dia." (HR Muslim, Shahih Muslim vol 4 hal 212)
Kepemimpinan dalam Islam merupakan sebuah amanah dan tanggung jawab yang sangat besar sekali. Dia tidak hanya bertanggung jawab kepada manusia, baik secara tertulis maupun lisan dalam sebuah lembaga maupun tanggung jawab moral, dan dia juga akan diminta pertanggungjawabannya di hadapan Rabbnya, pada hari kiamat.
Hadits di atas merupakan do'a Rasulullah saw. Untuk seorang pemimpin, baik yang melaksanakan amanah atau tidak, beliau mendoakan pemimpin yang amanah dengan kebaikan. Suatu bukti bahwa dia melaksanakan amanah dia akan mempermudah urusan umatnya, karena keberadaannya sebagai pemimpin pada hakikatnya adalah untuk berkhidmat (melayani) rakyatnya (sayyidul qaumi khadimuhum), begitu juga sebaliknya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala mengancam seorang hamba (manusia) yang tidak melaksanakan amanah ini, dengan tidak dijamin masuk surga sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
"Apabila seorang hamba(manusia) yang diberikan kekuasaan memimpin rakyat mati, sedangkan di hari matinya dia telah mengkhianati rakyatnya maka Allah mengharamkan surga kepadanya." (HR. Imam Muslim syarah an-Nawawi vol 4 hal 214)
Sosok pemimpin yang amanah dan tanggung jawab pada Islam saat ini bagaikan sebuah mutiara yang mahal harganya, layaknya sebuah mutiara ia berada di dasar laut sehingga sukar untuk didapatkan, sinarnya tetap berkilauan walupun berada di dalam lumpur, kendatipun demikian tetap saja ada orang yang mendapatkan barang langka itu, artinya walaupun susah untuk dicari tetapi barang langka itu ada.
Ummat Islam saat ini membutuhkan mutiara tersebut, mereka ingin mendapatkannya kembali dan mengulang kejayaannya seperti pada masa-masa sebelum mereka. Pada masa Rasulullah dan masa Khulafaurrasyidin khususnya. Pada masa itu manusia hidup dalam keadaan damai, tenteram dan aman di bawah naungan Islam. Pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab telah menjadi seorang Qadhi. Pada masa itu, tidak pernah terjadi persengketaan antara para elit politik maupun rakyat dengan para pemimpinnya. 

2. Pemuda yang membesar dalam ibadah kepada Allah.
Naungan Ilahi ini juga dijanjikan kepada lelaki dan perempuan yang sentiasa hidup dalam ibadah kepada Allah. Sentiasa menyedari bahawa Allah melihat segala perbuatannya. Di mana segalanya di bawah kawalan dan naungan Ilahi.
3. Lelaki yang hatinya sentiasa rindukan (teringat-ingatkan) rumah Allah.Begitu jua bagi lelaki yang hatinya sentiasa rindukan rumah Allah. Tertunggu-tunggu setiap masa untuk beribadah di dalamnya. Baik untuk sembahyang wajiblima waktu setiap hari dan untuk ibadah lain.
4. Dua orang lelaki yang cinta mencintai kerana Allah bertemu dan berpisah kerana ALLAH.
Dalam satu hadis Rasulullah bersabda: “Allah telah mengutuskan malaikat kepada seorang lelaki semasa dalam perjalanan untuk menziarahi saudaranya kerana Allah”. Lalu malaikat bertanya: “Nak kemana?” Dijawab: “Aku mahu menziarah saudara ku… … ..” Tanya malaikat lagi: Untuk apa?”
lelaki itu menjawab: Tiada apa-apa tujuan.” Ditanya lagi: “Apa hubungan dengan kamu?” Lalu dijawab oleh lelaki itu:” Tiada apa-apa hubungan.” Ditanya lagi: ” Apa budinya kepada kamu?” Dijawab:”Tiada apa-apa pun.” Ditanya lagi:” Apa tujuannya?” Lelaki itu menjawab:
” Aku mencintainya kerana Allah.” Berkata malaikat: sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada mu untuk memberitahu bahawa kerana kecintaanmu kepadanya maka ALLAH telah mengizinkan kamu memasuki syurgaNYA.” (Riwayat Muslim) Perasaan sayang dan kasih terhadap orang lain bukan kerana ada tujuan lain. Bukan untuk memikat anak gadisnya atau hartanya, sebaliknya hanya mengharap keredhaan Ilahi. Hanya kerana Allah hubungan ini dieratkan.
5. Lelaki apabila mengingati ALLAH bersendirian menitis airmatanya
Hadirnya perasaan takut kepada ALLAH walaupun bersendirian sehingga menitis airmatanya. Ianya bukan saja-saja tetapi hadir dari hati yang menginsafi kebesaran ALLAH.
6. Seorang lelaki yang dirangsang oleh seorang perempuan berdarjat lagi cantik untuk berzina, lalu ia berkata: “Tidak! Aku takutkan ALLAH” (inni akhofullah) Sesiapa yang takut untuk berbuat kesalahan, takut kepada ALLAH dan azab api neraka akan sentiasa mendapat perlindungan dari-NYA. Dapat kita ambil pelajaran juga dari kisahnya Nabi Yusuf bersama zulaihah, yang mana Nabi diajak berbuat zina dengan seorang yang cantik dan kaya. Namun karena keimanan yang kuat beliau menolak ajakannya. 
7. Lelaki yang bersedekah dan tidak pula dimegah-megahkannya.
 Pemberian yang mengharapkan balasan dari Ilahi tidak akan diperbesar-besarkan. sebaliknya akan dilakukan secara tersembunyi. Sehingga digambarkan seolah-olah tangan yang kiri tidak mengetahuinya apa yang disedekahkan oleh tangan kanan. Lupakan kebaikan dan pemberian kita, sebaliknya banyak mengingatkan kesilapan dan kesalah diri kita terhadap ALLAH dan orang lain. Rebutlah peluang ini, jadilah orang yang beruntung di akhirat. Tiada yang mustahil untuk kita lakukan. Jadilah hambaNYa yang ikhlas dan redha atas segala yang berlaku. Semoga kita semua tergolong dalam golongan orang yang mendapat perlindunganNYA selalu.

Kandungan hadits:
=>keutamaan seorang imam yang adil yang menerapkan syari'at Islam dan memimpin hamba-hamba Allah. Oleh karena itu, dia Lebih awal disebutkan karena keumuman manfaatnya. Ya Allah Perbaikilah para pemimpin kaum muslimin.
=>keutamaan pemuda yang tumbuh didalam ketaatan kepada Rabb-nya, dimana dia tidak mau mendekati kemaksiatan danTidak juga mengerjakan perbuatan keji.
=> kewajiban mendidik ganerasi muda untuk selalu mentaati Allah Dan mengesakan-Nya.
=>keutamaan orang yang aktif mendatangi masjid sedang hati-Nya tetap terkait padanya. Sehingga setiap dia keluar darinya Dia akan selalu ingin segera kembali kepadanya karena cinta Untuk berdzikir kepada Allah serta mengerjakan shalat jama'ah di dalamnya.
=>cinta itu harus karena Allah dan untuk Allah, bukan karena Suatu hal yang sifatnya tidak abadi atau suatu perhiasan dunia yang akan hilang.
=>keutamaan menjaga kesucian diri dan menjauh dari perbuatan keji karena takut kepada Allah meskipun banyak faktor pendorongnya.
=>keutamaan selalu merasa diawasi oleh Allah dan rasa takut ke- pada-Nyadalam keadaan sembunyi-sembunyi.
=>keutamaan menangis karena takut kepada Allah.
=>keutamaan bershodaqoh secara diam-diam (sembunyi-sembunyi)yang jauh dari riya' dan menyakiti orang lain.

http://www.an-najah.net

Jumat, 21 Desember 2012

HUKUM ISLAM MENURUT PANDANGAN ORIENTALIS



PENDAHULUAN
Orientalis menurut sebagian kalangan umum sering kali dianggap sebagai momok yang harus diwaspadai dan disingkirkan jauh-jauh dari kita khususnya agama islam. Dalam hal ini untuk memberi kesan seolah-olah objektif dan otoritatif, orientalis biasanya berkedok sebagai pakar dalam bahasa, sejarah, agama dan kebudayaan. Baik yang jauh maupun yang dekat.
Bagi sebagian yang lain tidaklah demikian, disatu sisi orientalis sangat merugikan kita sebagai orang muslim, karena kajian dan analisis yang dilakukanya sangatlah mendiskreditkan dunia islam. Tetapi disisi lain mereka melakukan analisis dan kajian dengan begitu objektif. Banyak orientalis yang telah berusaha memutar balik esensi sejarah Islam yang telah tercatat dalam sejarah kemanusiaan pada fase-fase sejarah yang berbeda.

PEMBAHASAN
Kalangan orientalis sering memutarbalikkan maksud nash (teks) secara sengaja dengan membuat kesimpulan yang menyesatkan. Historia est magistra vitae, sejarah adalah guru kehidupan. Di antara bentuk penyimpangan yang sering dilakukan kalangan orientalis ini adalah memutarbalikkan maksud nash (teks) secara sengaja dengan tujuan membuat kesimpulan-kesimpulan yang tidak ada hubungannya dengan nash tersebut. Bentuk penyimpangan lainnya adalah dengan cara menambah atau menghilangkan beberapa kalimat, sehingga nash tersebut memberikan makna yang tidak ada lagi kaitannya dengan nash itu sendiri.
Sudah jelas bahwa tujuan mereka menyebarluaskan islam yang salah dan menyeramkan, mencakup dua macam :
  1. Mengadakan kesenjangan sehingga islam tidak dapat tersiar dieropa seperti tersiarnya pada bangsa lain.
  2. Menumbuhkan keraguan dalam hati umat islam terhadap ajaran agamanya dan berusaha untuk memurtadkan mereka dari islam dengan cara kristenisasi. Dan ini merupakan tujuan yang paling penting.

Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab suci yang menyatakan dirinya, bersih dari keraguan, dijamin keseluruhan isinya terjaga, dan tiada mungkin dibuat tandingannya. Barangkali sifat-sifat inilah yang membuat kalangan non-muslim, khususnya orientalis-missionaris Yahudi dan Kristen.
Tetapi tidaklah mengherankan, karena sejak al-Qur’an diturunkan, sudah disinyalir bahwa orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela sampai umat Islam mengikuti keinginan dan keagamaan mereka. Selain itu, mereka ingin agar umat Islam melakukan apa yang mereka lakukan seperti menggugat, dan mempersoalkan yang sudah jelas dan mapan sehingga timbul keraguan terhadap yang benar dan sahih.
Dalam rangka memberi kesan seolah-olah obyektif dan otoritatif, orientalis-missionaris biasa berkedok sebagai pakar (expert scholar) mengenai bahasa, sejarah, agama, tamaddun Timur, baik yang ‘jauh’  (far eastern, seperti Jepang, Cina dan India) maupun yang ‘dekat’ (Near Eastern, seperti Persia, Mesir dan Arabia). 
Dari buku-buku yang ditulis orientalis-missionaris, secara sembunyi maupun secara terbuka, mereka memang benci terhadap al-Qur’an. Diantara ucapan mereka antara lain, Galastowne berkata:
“Selama masih terdapat pengaruh buku ini (al-Quran) Inggeris tidak akan mencapai   tujuan sedikitpun di negeri Arab,  kecuali  pengaruh kitab ini telah dihilangkan. Oleh karena itu, Keluarkanlah rahasia ‘buku ini’ di kalangan umat Islam, niscaya tembok penghalang rencana kalian hilang.”
Dalam kesempatan lain ia berkata:
“Selama al-Qur’an masih ada di tengah umat Islam, Eropa tidak akan sanggup mengalahkan Timur, sekaligus mereka (Eropa) tidak aman  terhadap dirinya.”
Ucapan di atas melukiskan betapa  barat sangat takut terhadap Islam dan kebangkitan kebangkitan umat Islam. Mereka tahu, jalan satu-satunya kebangkitan kaum muslimin hanya dengan al-Qur’an, tidak ada jalan lain. Maka bisa dipastikan, mereka berusaha segala daya dan berbagai cara, agar pengaruh al-Qur’an tidak lagi nampak di kalangan kaum muslimin.

Orientalis dan Hadis Nabi saw: Mengenai hadis, ulama salaf dan khalaf, tidak pernah ada yang meyakini bahwa seluruh hadis yang ada itu asli dan sahih semuanya. Sebaliknya, tidak ada pula yang berkeyakinan bahwa semua hadis   itu palsu belaka. Hanya orang yang bodoh dan tak berilmu mengatakan demikian. Tetapi orientalis-missionaris cenderung pada pendapat kedua. Padahal dua pendapat di atas sama ekstrimnya. Oleh karena itu, dalam rangka mengecek kebenaran dua pendapat ekstrim itu, dalam ilmu hadis terdapat penelitian terhadap orang yang menyampaikan hadis/Rijal al-hadis. Namun itulah masalahnya, karena mayoritas orientalis tidak percaya adanya sanad hadis. Orientalis semisal Alois Sprenger, yang pertama sekali mempersoalkan status hadis, berpendapat bahwa hadis adalah kumpulan anekdot-anekdot (cerita-cerita bohong tapi menarik). Begitu pula William Muir orientalis asal Inggeris, yang mengkaji biografi Muhammad saw dan sejarah perkembangan Islam, berkata; Dari 4.000 hadis yang dianggap sahih oleh Imam Bukhari, paling tidak separuhnya harus ditolak dari segi isnad, belum lagi dari segi matannya. Selang beberapa waktu muncul Ignaz goldziher, orientalis asal Hungaria yang pernah belajar di Universitas al-Azhar Kairo sekitar tahun 1873-1874, sepulang ke Eropa ia dinobatkan sebagai orientalis yang paling banyak mengerti soal Islam. Pendapat Goldziher, lebih parah dari para pendahulunya, katanya; dari sekian banyak hadis, sebagian besarnya, tidak dijamin keasliannya, alias palsu. Menurut dia lagi, hadis adalah produk bikinan masyarakat Islam beberapa abad setelah Muhammad wafat, bukan berasal dan tidak asli dari nabi. Demikian kesimpulan orientalis-missionaris setelah bekerja bertahun-tahun mengkaji hadis  nabi saw. Adapun kaki tangan orientalis-missionaris, telah menyebar pula di dunia timur, seperti dikemukakan oleh Ahmad Muhammad Syakir, ketika membahas penyimpangan sebagian ulama memahami hadis; “Kamu lebih tahu urusan duniamu”.
Ia berkata;
“Hadis ini digembar-gemborkan oleh banyak orang Mesir, orientalis Eropa, kaki tangan orientalis  serta budak-budak  missionaris. Mereka menjadikan hadis ini sebagai dasar menolak ahli sunnah dan pendukungnnya. Jika mereka hendak menolak sunnah, mengingkari syariat dalam kehidupan sosial, mereka mengatakan ini adalah urusan dunia. Mereka berpegang pada riwayat hadis ini.  Allah SWT tahu bahwa sesungguhnya mereka tidak beriman kepada inti  agama, tidak kepada sifat Uluhiyah Allah dan tidak pula kepada risalah Nabi Muhammad saw. Jika mereka beriman, itu hanya sebatas lisan saja.”
Secara umum orientalis sangat memperhatikan kajian sunnah dan al-Qur’an secara khusus. Menurut mereka, jika dapat menanamkan keraguan terhadap sunnah, maka secara otomatis dapat menanamkan keraguan terhadap al-Qur’an, bahkan Islam itu sendiri. Oleh karena itu, dalam kesempatan lain, Gibb berbicara tentang sunnah, berkata:
“Sesungguhnya Islam di bangun di atas landasan hadis-hadis Nabi lebih banyak,  dari pada landasan al-Qur’an. Tetapi jika kita dapat membuang hadis-hadis palsu, maka sedikitpun Islam tidak  ada yang tersisa”.
Akhirnya, dapat kemukakan bahwa di satu pihak, kekeliruan pemahaman tentang kedudukan, fungsi dan sejarah perkembangan hadis timbul akibat dangkalnya pengetahuan agama. Dan di pihak lain, ia terjadi akibat pendangkalan agama yan dilakukan oleh musuh-musuh Islam-khususnya para orientalis yang tidak beranggung jawab  yang mengatasnamakan penelitian ilmiyah untuk tujuan-tujuan tertentu. Gerakan gazwu al-fikr  dunia barat telah membanjiri dunia timur, sehingga ibarat air bah, alirannya yang sangat deras, menggunung dan  bergelombang telah menghanyutkan umat Islam, termasuk tokoh-tokoh intelektual.

CARA ORIENTALISME MENGGEROGOTI DA’WAH ISLAM

1.Kristenisasi

Tak diragukan lagi oleh ummat Islam, bahwa Perang Salib belum berakhir, sejak Eropa keluar dari keterbelakangannya di zaman pertengahan mereka menuju ke timur dan menjadikannya daerah-daerah jajahan.
Penjajah bermaksud menguasai negeri dan rakyatnya, kemudian menghancurkan Aqidah yang sudah bersemi di hati ummat Islam.
Melalui Orientalisme, penjajah menanamkan perasaan bahwa Islam berbahaya bagi programnya. Program yang digariskannya dengan tujuan hendak mematikan nilai kemanusiaan di negeri jajahan, supaya lenyap perasaan kemanusiaan di sana, sehingga tidak akan timbul bibit-bibit perlawanan menghadapi penjajah yang sudah memonopoli negeri itu, dan program yang bertujuan mematahkan hal-hal yang peka pada jiwa ummat Islam yaitu faham Wahdaniyah yang tidak mau tunduk pada selain Allah.
Justru karena itulah penjajah menebarkan hal-hal yang menyerang Islam secara rahasia melalui Orientalis, terbukti dengan mobilisasi tentara di bawah pimpinan Orientalis, mendrop para propagandis ke negeri-negeri Islam dan melindunginya dengan tentara-tentara penjajah, mengatur posisinya dan propagandanya di kota-kota dan kampung-kampung, membantu mereka dengan uang, atau mendirikan rumah sakit, rumah jompo dan sekolah-sekolah; sebagai alat jaringan penyesatan. Mereka bersembunyi di balik kedok demi melepaskan masyarakat dari kemiskinan dan kebodohan, dengan kedok yang.bernama Al Masih.

2. Membenamkan ummat Islam ke dalam aliran-atiran fikiran yang menyesatkan
Di antara cara menggerogoti da’wah Islam ialah membenamkan ummat Islam ke dalam aliran-aliran yang menyesatkan; terutama Generasi Mudanya dengan memalingkan mereka dari agama.

a.Materialisme
Zaman modern telah diracuni dengan meniupkan faham kebendaan ke dalam otak dan pribadi masyarakat, dengan faham yang mengingkari nilai kemanusiaan, rasa kasih sayang penyantun terhadap keluarga, kerabat dan masyarakat semuanya.
Yang paling berbahaya di dalam aliran materialisme ialah besarnya nafsu manusia, nafsu masuk selalu di bagian-bagian yang lemah, sehingga manusia itu selalu cenderung pada hal-hal yang cepat untuk mendapatkan kecintaan dan kesuksesannya, seperti yang dijelaskan oleh Allah dalam surat al Qiyamah ayat 20-21 dan surat Al Insan ayat 27, yang artinya:
“Ingat! bahkan kamu suka yang segera dan kamu tinggalkan akhirat.” (al Qiyamah ayat 20-21).
“Sesungguhnya mereka itu mencintai yang segera, dan meninggalkan di belakangnya hari yang berat pertanggungan jawabnya (siksanya).” (al Insan ayat 27).
Kecenderungan nafsu ini dimanfaatkan oleh musuh Islam, untuk memojokkan pemuda dan pemudi melakukan penggerogotan da’wah Islam dengan mengutip sebagian kata-kata akhli tasauf yang mengatakan dirinya Islam, di mana kaum tasauf yang ingin memencilkan dirinya dari kesenangan dunia, yang menurut anggapan mereka adalah bukti dari mengikut agama yang sebenarnya. Semua ini adalah propaganda batil. Tapi Orientalis mengambil manfaat dari hal tersebut, untuk merusak Generasi Muda Islam dengan faham materialis, agar mereka bingung dan ragu.
Materialisme, mengingkari agama yang menyeru kepada iman, iman pada metafisika (ghaib) yaitu iman pada Allah, malaikat, akhirat, hisab, surga, neraka dan semua yang terjadi di dalam rasa menjadi pegangan ratio bagi aliran kebendaan di dalam mehghukum sesuatu, untuk menerima atau menolak, artinya aliran kebendaan menyarankan ummat manusia ke dalam hawa nafsu dan mencintai dunia serta meninggalkan agama yang benar.
Karena itu para juru da’wah/ummat Islam harus menangkis propaganda yang menyesatkan ini dan menjelaskan kepada Angkatan Muda khususnya bahwa Islam bukan saja menyeru kepada kebahagiaan di akhirat, dan tidak pernah mengharamkan segala yang baik waktu hidup di dunia, bahkan Islam menghendaki supaya mereka harus kuat dan sehat agar beramal di semua lapangan kehidupan, dan memanfaatkan segala sesuatu yang baik dari hasil usaha mereka itu. (Lihat surat Al-Baqarah ayat 172, Al-Maidah ayat 87, Al-A’raf ayat 32, dan An-Nahl ayat 97).
Artinya: “Wahai orang-orang beriman! Makanlah olehmu rezki-rezki yang baik yang telah kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya mengabdi kepada-Nya semata!” (Al-Baqarah ayat 172).
Artinya: “Wahai orang-orang beriman! Janganlah kamu haramkan segala yang baik yang telah dihalalkan oleh Allah untuk kamu, dan janganlah kamu melewati batas, sesungguhnya Allah tidak suka pada orang-orang yang melewati batas.” (Al-Maidah ayat 87).
Artinya: “Katakanlah! Siapa yang berani haramkan perhiasan yang telah didatangkan Allah untuk hamba-hamba-Nya, dan jangan mengharamkan yang baik-baik dari rezki; katakanlah semua itu adalah untuk orang-orang beriman guna kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat yang murni, begitulah Allah (Kami) menjelaskan ayat-ayat kepada orang-orang yang mengerti.” (Al-A’raf ayat 32).
Artinya: “Siapa-siapa yang beramal saleh, baik laki-laki maupun wanita dan dia beriman, maka akan Kami berikan padanya kehidupan yang layak, dan akan kami cukupkan pahalanya dengan yang lebih baik dan yang sudah ia kerjakan.” (An-Nahl ayat 97).
Yang menegaskan: Agar orang-orang yang beriman menikmati yang halal dan yang baik, dan jangan mencoba-coba mengharamkan yang dihalalkan Allah, dan jangan melanggar batas ketentuan (Syari’at).
Semuanya itu untuk menjamin keselamatan manusia sendiri serta untuk melindunginya dari bahaya kehancuran atau menurun ke derajat alam binatang (yaitu apabila ia sudah melanggar batas-batas tersebut). Kehancuran dan turun ke derajat hewan inilah yang diinginkan dan dituju oleh aliran materialisme.

b.Wujudiyah=Existentialism
Yaitu aliran kebebasan yang melepaskan dirinya dari semua ikatan kemasyarakatan, hukum, peraturan serta adat-istiadat, dan mengakui semua agama, tak punya tempat, tidak mempunyai isteri dan atau tanah air. Sebenarnya aliran ini adalah lanjutan dari aliran fikiran yang ditimbulkan oleh materialisme modern, yaitu memisahkan manusia dari aliran rohaninya dan menjadikannya menurun ke alam hewan semata, yang tak berperikemanusiaan dan tidak berperasaan.
PAUL SARTRE, tokoh aliran Wujudiyah (Existentialism) ini menyatakan: “Yang pantas dilaksanakan dalam kehidupan kebebasan ialah menjadikan orang-orang pengecut menjadi berani, menerima ajakan kebinatangan, melakukan keinginan nafsu, membuang semua tradisi ajaran-ajaran kemasyarakatan dan menghancurkan segala ikatan yang dibuat oleh agama-agama.” (Dari buku karya William James yang diterjemahkan oleh Dr Mahmud Hasbullah dengan judul Iradah al I’tiqad halaman 21).
Aliran Wujudiyah merusak tabiat manusia, akal, hati dan jiwa serta menjerumuskan kepada hewan yang tidak berotak, tidak berhati dan tidak berjiwa (tak berperasaan).
Aliran ini sudah tersebar luas di berbagai tempat di Eropa dan Amerika sebagai akibat dari kemerosotan Kristen di negeri-negeri tersebut. Kemudian Yahudi menggunakan kesempatan ini untuk memperluas kegagalan dan kemerosotan masyarakat Eropa dan Amerika, yang kemudian diekspor (diluaskan) ke negeri-negeri Islam, melalui Pemuda-pemuda Islam yang belajar di Barat.
Faham ini ditanamkan pada pemuda-pemuda Islam, itu sebagai pengertian yang bermaksud untuk pendangkalan, yang dianggap sebagai gerakan kebebasan. Demikianlah peranan besar yang dilakukan oleh Orientalisme, untuk menyesatkan Pemuda-pemuda Islam dengan semboyan “Gerakan pembebasan yaitu bebas dari Agama, akal dan perikemanusiaan supaya mereka menjadi hewan yang lebih sesat, tidak khawatir lagi pada bahaya-bahaya kolonialis, dan Orientalis untuk memerangi Islam dan penggerogotan da’wahnya.”
Karena itu kita ummat Islam harus waspada terhadap propaganda yang berbahaya ini, supaya tidak terpengaruh oleh musuh-musuh tersebut.

c.Sekularisme
Di antara cara Orientalis untuk merusak da’wah Islam, ialah dengan penyebaran faham-fahamnya, kepada para ilmuwan Islam, agar mereka memisahkan antara ilmu dengan agama (yang disebut Sekularisme), yaitu propaganda palsu dan sesat yang bertopengkan intelektualisme.
Pengembangan ilmu adalah sebagian dari risalah Islam, dengan ilmu manusia bisa mengenal Tuhannya, mengamalkan Syari’at Islam, dan Islam mewajibkan menuntut ilmu, lihat surat Az-Zumar ayat 9, Al-Mujadalah ayat 11, dan Thaha ayat 114.
“Katakanlah (ya Muhammad)! Apakah sama orang berilmu dengan yang tidak berilmu? Hanya yang bisa menganalisa ialah ahli-ahli fikir.” (Az-Zumar ayat 9).
“Allah meninggikan derajat orang-orang berilmu dan yang diberi ilmu.” (Al-Mujaadalah ayat 11).
“Katakanlah, ya Muhammad: O, Tuhan! Tambahlah aku dengan ilmu.” (Thaha ayat 114).
Adapun sekularisme yang dilahirkan oleh Orientalis, membawa pada pemisahan ilmu dengan agama, hal ini tidak ada dalam Islam dan tidak pantas ada dalam masyarakat Islam, karena Islam menghimpun ilmu dan pengetahuan.
Siapa yang menerima sekularisme berarti tidak akan tahu hakekat Islam dan tidaklah sempurna Islam seseorang tanpa ilmu!
Kita harus membendung pemuda-pemuda terpelajar dari taktik buta sekularisme yang menyesatkan, siapa yang tenggelam dalam aliran pemikiran yang dibawa Orientalis, berarti akan mengkaramkan ummat Islam sendiri, sebab hal demikian akan merusak aqidah dan menjauhkan mereka dari agama yang membawa kesentausaan mereka (Islam). Allah-lah yang punya kemuliaan, kekuasaan yang menentukan, begitu Rasul-Nya dan orang beriman.

IV.      KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bagaimana sikap para kaum orientalis terhadap islam dan sikap itu bukan masalah baru, akan tetapi merupakan sesinambungan tipudaya musuh-musuh islam dari sejak dulu, namun lebih berkembang dan lebih banyak pola dan metodenya. Sesungguhnya sikap kaum orientalis tetap dalam sikap permusuhan terhadap aqidah, yang merupakan permusuhan paling dahsyat dan berbahaya lagi keji yang dialami islam sepanjang perjalanan sejarahnya. Sebab permusuhan itu dari hasil keja sama dan saling bantu-membantu antara satu dengan yang lain, yaitu menyatukan permusuhan kaum musyrikin yang diramu dalam satu wadah orientalisme.

 V.        PENUTUP
Demikianlah makalah yang dapat kami paparkan, tentunya masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kritik dan saran sangat diharapkan pemakalah demi membangun kesempurnaan makalah berikutnya, dan semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin
DAFTAR PUSTAKA
Jamilah, maryam. 1997. Islam dan orientalisme. Jakarta: PT Rajagrafindo persada
Dr. ahmad abdul hamid ghurab. 1992. Menyingkap tabir orientalisme. Jakarta timur: Pustakan Al-kautsar
 http://Koran.republika.co.id/koran /0/ 102339/ Pandangan orientalis terhadap sejarah islam

Senin, 17 Desember 2012

PERGAULAN REMAJA DALAM SYARIAT ISLAM


Agama Islam berlandaskan atas Al Qur’an, Sunnah dan ijtihat. Namun fenomena zaman sekarang banyak remaja yang menjadikan Al Qur’an hanya sebagai pajangan dan tak pernah membacanya apalagi mengkaji isinya dan mereka lebih mengedepankan seni sebagai hiburan, dan sesungguhnya ketenangan hati akan hadir apabila kita selalu mengingat Allah. Sejak runtuhnya islam di cordoba, Al Qur’an tidak lagi di jadikan the way of life. Dan tahukah mereka bahwa kehidupan orang yang tidak berlandaskan Al Qur’an akan rapuh, seperti di jelaskan dalam surat thaha ayat 124:
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta."(Qs At  thaha 124)

Remaja masa kini adalah 3S dan 3F.
3S :
1.     Seks . zaman sekarang seks bebas merajalela, pengaruh globalisasi yang membuat seakan-akan tiada batas antara negara-negara di  dunia ini, membawa pengaruh negatif terhadap pergaulan remaja. Remaja masa kini mengikuti pergaulan di barat yang identik dengan pergaulan bebas di kalangan remaja, mereka tidak lagi mengindahkan ajaran agama dan lebih mengedepankan nafsu yang mereka fikir akan membuat mereka senang, sebenarnya menjerumuskan mereka dalam neraka.
2.     Sport . menonton bola akan menjadi pilihan utama remaja masa kini untuk begadang, tetapi untuk sholat tahajud mereka enggan melaksanakannya. Costum olahragawan sungguhlah jauh dari tata berbusana menurut agama islam, mereka mengumbar aurat yang seharusnya sebagai umat muslim kita harus berpakaian sesuai syariat islam.
3.     Songs . indonesian idol telah membuat remeja berbondong-bondong untuk mengikuti audisi, namun jarang remaja sekarang yang berbondong-bondong untuk mengikuti pengajian dan banyak remaja yang lebih memilih menonton konser musik dari pada menghadiri pengajian. betapa kurangnya kesadaran remaja untuk memperdalam ilmu agama untuk bekal di akhirat nanti.
3F :
1.     Fun. Kesenangan di dunia bersifat sementara, kebahagiaan yang sesungguhnya adalah kebahagiaan di akhirat. Hidup ini hanya sekali hendaknya kita menggunakannya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan melakukan segalahal hanya untuk Allah, dan senua itu untuk bekal di akhirat kelak.
2.  Film. film di Indonesia sekarang ini banyak yang tidak mengandung nilai edukasi, dan hanya mengedepankan profit sehingga mengandalkan segala cara agar banyak orang yang menonton tanpa memikirkin apa manfaat dari film tersebut, film yang seharusnya memberi motifasi agar remaja di Indonesia semangat belajar guna meraih prestasi, tetapi mengajarkan remaja bersaing mendapatkan pasangan.
3.     Fashion. Pakaian trend zaman sekarang telah mengadopsi model pakaian barat yang mengumbar aurat bahkan sangat mini, kesadaran remaja untuk memahami ajaran agama islam sangat kurang sehingga dalam berpenampilan dan berperilaku tidak sesuai dengan ajaran islam. Mereka lebih mengedepankan trend masa kini yang menurut mereka gaul dari pada memakai pakaian yang menutup aurat mereka menganggapnya tidak gaul.
3S dan 3F telah menjadi alat penjajahan baru. Perang pemikiran lebih  hebat dari perang senjata apabila setiap orang tidak punya dasar agama islam yang kuat.
Kita sebagai remaja hendaklah menimba ilmu agama secara berkelanjutan   dan senantiasa mengamalkannya dengan  berbenah diri agar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dan hendaklah setiap umat islam mengembalikan segala urusan pada Al Qur’an dan Sunnah.

Rabu, 14 November 2012

Keutamaan Bersabar



Sikap sabar harus diterapkan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Tidak saja dalam menghadapi musibah, tetapi dalam keadaan lapang atau senang, karena sesungguhnya cobaan itu dapat berupa musibah dan nikmat dari Allah. Saat musibah datang Allah memberi cobaan agar kita senantiasa bersabar, dan saat Allah memberikan nikmat yang berlimpah hendaklah kita senantiasa merendah diri dan jangan sampai takabur.
Apabila dilihat dari sudut pandang para ahli filsafat islam, penerapan sabar itu bisa dibagi menjadi lima bagian:
Pertama, sabar dalam ibadah, sabar dalam mengerjakan ibadah ialah dengan tekun mengendalikan diri dalam melaksanakan syarat-syarat dan tata tertib ibadah tidak tergesa-gesa. Menurut Imam Ghazali dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan tiga hal, yaitu:
ð Sebelum melakukan ibadah, harus dipersiapkan dengan niat suci/ikhlas semata beribadah karena taat kepada Allah (tidak ada niat lain)
ð Pada saat melakukan ibadah, jangan lalai memenuhi syarat-syarat dan tata tertibnya. Diwaktu melaksanakan shalat jangan tergesa-gesa. Seperti waktu sujud, jidat jangan asal menempel saja terus bangkit lagi. Ingatlah kepada sabda Rosulullah SAW: “ Hubungan paling dekat antara hamba dengan Tuhannya yaitu ketika seseorang bersujud, maka perbanyakl;ah doa” (HR Muslim)
ð Sesudah selesai beribadah, jangan bersikap riya’ (menceritakan ibadah supaya mendapat pujian dari sesama)
Kedua, Sabar ketika terkena musibah. Apabila ditimpa musibah atau mendapat cobaan dari Allah, berupa kemiskinan, kematian, kegagalan dalam usaha dan sebagainya, kita harus tetap bersabar. Sebab jika tidak maka akan menjadi tekanan jasmani dan ruhani. Badan semakin lemah, hati dan pikiran semakin sempitdan akhirnya timbul kegelisahan,kecemasan dan kepanikan. Hendaklah kita hamba Nya yang bertakwa yakin bahwa La Yukallifullahu nafsan illa wus’aha.
Ketiga, Sabar dalam kehidupan dunia. Sabar terhadap tipu daya dunia, jangan sampai terpesona atau tertarik kepada kenikmatan dunia sementara ini, sehingga dapat melalaikan dan melupakan kenikmatan-kenikmatan ukhrowi yang kekal di akhirat.
Keempat, Sabar terhadap maksiat. Di dalam menghadapi kemaksiatan kita  harus pandai mengendalikan diri supaya jangan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat sebab ajakan iblis untuk perbuatan maksiat sangat kuat mempengaruhi manusia.
Kelima, Sabar dalam perjuangan. Setiap usaha dari perjuangan tidak selamanya sukses kadang-kadang mengalami masa naik masa jatuh,mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Apabila mengalami suatu kegagalan hendaknya bersikap sabarSABAR
Sikap sabar harus diterapkan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Tidak saja dalam menghadapi musibah, tetapi dalam keadaan lapang atau senang, karena sesungguhnya cobaan itu dapat berupa musibah dan nikmat dari Allah. Saat musibah datang Allah memberi cobaan agar kita senantiasa bersabar, dan saat Allah memberikan nikmat yang berlimpah hendaklah kita senantiasa merendah diri dan jangan sampai takabur.
Apabila dilihat dari sudut pandang para ahli filsafat islam, penerapan sabar itu bisa dibagi menjadi lima bagian:
Pertama, sabar dalam ibadah, sabar dalam mengerjakan ibadah ialah dengan tekun mengendalikan diri dalam melaksanakan syarat-syarat dan tata tertib ibadah tidak tergesa-gesa. Menurut Imam Ghazali dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan tiga hal, yaitu:
ð Sebelum melakukan ibadah, harus dipersiapkan dengan niat suci/ikhlas semata beribadah karena taat kepada Allah (tidak ada niat lain)
ð Pada saat melakukan ibadah, jangan lalai memenuhi syarat-syarat dan tata tertibnya. Diwaktu melaksanakan shalat jangan tergesa-gesa. Seperti waktu sujud, jidat jangan asal menempel saja terus bangkit lagi. Ingatlah kepada sabda Rosulullah SAW: “ Hubungan paling dekat antara hamba dengan Tuhannya yaitu ketika seseorang bersujud, maka perbanyakl;ah doa” (HR Muslim)
ð Sesudah selesai beribadah, jangan bersikap riya’ (menceritakan ibadah supaya mendapat pujian dari sesama)
Kedua, Sabar ketika terkena musibah. Apabila ditimpa musibah atau mendapat cobaan dari Allah, berupa kemiskinan, kematian, kegagalan dalam usaha dan sebagainya, kita harus tetap bersabar. Sebab jika tidak maka akan menjadi tekanan jasmani dan ruhani. Badan semakin lemah, hati dan pikiran semakin sempitdan akhirnya timbul kegelisahan,kecemasan dan kepanikan. Hendaklah kita hamba Nya yang bertakwa yakin bahwa La Yukallifullahu nafsan illa wus’aha.
Ketiga, Sabar dalam kehidupan dunia. Sabar terhadap tipu daya dunia, jangan sampai terpesona atau tertarik kepada kenikmatan dunia sementara ini, sehingga dapat melalaikan dan melupakan kenikmatan-kenikmatan ukhrowi yang kekal di akhirat.
Keempat, Sabar terhadap maksiat. Di dalam menghadapi kemaksiatan kita  harus pandai mengendalikan diri supaya jangan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat sebab ajakan iblis untuk perbuatan maksiat sangat kuat mempengaruhi manusia.
Kelima, Sabar dalam perjuangan. Setiap usaha dari perjuangan tidak selamanya sukses kadang-kadang mengalami masa naik masa jatuh,mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Apabila mengalami suatu kegagalan hendaknya bersikap sabar