Translate

Total Tayangan Halaman

Followers

Rabu, 14 November 2012

Keutamaan Bersabar



Sikap sabar harus diterapkan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Tidak saja dalam menghadapi musibah, tetapi dalam keadaan lapang atau senang, karena sesungguhnya cobaan itu dapat berupa musibah dan nikmat dari Allah. Saat musibah datang Allah memberi cobaan agar kita senantiasa bersabar, dan saat Allah memberikan nikmat yang berlimpah hendaklah kita senantiasa merendah diri dan jangan sampai takabur.
Apabila dilihat dari sudut pandang para ahli filsafat islam, penerapan sabar itu bisa dibagi menjadi lima bagian:
Pertama, sabar dalam ibadah, sabar dalam mengerjakan ibadah ialah dengan tekun mengendalikan diri dalam melaksanakan syarat-syarat dan tata tertib ibadah tidak tergesa-gesa. Menurut Imam Ghazali dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan tiga hal, yaitu:
ð Sebelum melakukan ibadah, harus dipersiapkan dengan niat suci/ikhlas semata beribadah karena taat kepada Allah (tidak ada niat lain)
ð Pada saat melakukan ibadah, jangan lalai memenuhi syarat-syarat dan tata tertibnya. Diwaktu melaksanakan shalat jangan tergesa-gesa. Seperti waktu sujud, jidat jangan asal menempel saja terus bangkit lagi. Ingatlah kepada sabda Rosulullah SAW: “ Hubungan paling dekat antara hamba dengan Tuhannya yaitu ketika seseorang bersujud, maka perbanyakl;ah doa” (HR Muslim)
ð Sesudah selesai beribadah, jangan bersikap riya’ (menceritakan ibadah supaya mendapat pujian dari sesama)
Kedua, Sabar ketika terkena musibah. Apabila ditimpa musibah atau mendapat cobaan dari Allah, berupa kemiskinan, kematian, kegagalan dalam usaha dan sebagainya, kita harus tetap bersabar. Sebab jika tidak maka akan menjadi tekanan jasmani dan ruhani. Badan semakin lemah, hati dan pikiran semakin sempitdan akhirnya timbul kegelisahan,kecemasan dan kepanikan. Hendaklah kita hamba Nya yang bertakwa yakin bahwa La Yukallifullahu nafsan illa wus’aha.
Ketiga, Sabar dalam kehidupan dunia. Sabar terhadap tipu daya dunia, jangan sampai terpesona atau tertarik kepada kenikmatan dunia sementara ini, sehingga dapat melalaikan dan melupakan kenikmatan-kenikmatan ukhrowi yang kekal di akhirat.
Keempat, Sabar terhadap maksiat. Di dalam menghadapi kemaksiatan kita  harus pandai mengendalikan diri supaya jangan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat sebab ajakan iblis untuk perbuatan maksiat sangat kuat mempengaruhi manusia.
Kelima, Sabar dalam perjuangan. Setiap usaha dari perjuangan tidak selamanya sukses kadang-kadang mengalami masa naik masa jatuh,mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Apabila mengalami suatu kegagalan hendaknya bersikap sabarSABAR
Sikap sabar harus diterapkan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Tidak saja dalam menghadapi musibah, tetapi dalam keadaan lapang atau senang, karena sesungguhnya cobaan itu dapat berupa musibah dan nikmat dari Allah. Saat musibah datang Allah memberi cobaan agar kita senantiasa bersabar, dan saat Allah memberikan nikmat yang berlimpah hendaklah kita senantiasa merendah diri dan jangan sampai takabur.
Apabila dilihat dari sudut pandang para ahli filsafat islam, penerapan sabar itu bisa dibagi menjadi lima bagian:
Pertama, sabar dalam ibadah, sabar dalam mengerjakan ibadah ialah dengan tekun mengendalikan diri dalam melaksanakan syarat-syarat dan tata tertib ibadah tidak tergesa-gesa. Menurut Imam Ghazali dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan tiga hal, yaitu:
ð Sebelum melakukan ibadah, harus dipersiapkan dengan niat suci/ikhlas semata beribadah karena taat kepada Allah (tidak ada niat lain)
ð Pada saat melakukan ibadah, jangan lalai memenuhi syarat-syarat dan tata tertibnya. Diwaktu melaksanakan shalat jangan tergesa-gesa. Seperti waktu sujud, jidat jangan asal menempel saja terus bangkit lagi. Ingatlah kepada sabda Rosulullah SAW: “ Hubungan paling dekat antara hamba dengan Tuhannya yaitu ketika seseorang bersujud, maka perbanyakl;ah doa” (HR Muslim)
ð Sesudah selesai beribadah, jangan bersikap riya’ (menceritakan ibadah supaya mendapat pujian dari sesama)
Kedua, Sabar ketika terkena musibah. Apabila ditimpa musibah atau mendapat cobaan dari Allah, berupa kemiskinan, kematian, kegagalan dalam usaha dan sebagainya, kita harus tetap bersabar. Sebab jika tidak maka akan menjadi tekanan jasmani dan ruhani. Badan semakin lemah, hati dan pikiran semakin sempitdan akhirnya timbul kegelisahan,kecemasan dan kepanikan. Hendaklah kita hamba Nya yang bertakwa yakin bahwa La Yukallifullahu nafsan illa wus’aha.
Ketiga, Sabar dalam kehidupan dunia. Sabar terhadap tipu daya dunia, jangan sampai terpesona atau tertarik kepada kenikmatan dunia sementara ini, sehingga dapat melalaikan dan melupakan kenikmatan-kenikmatan ukhrowi yang kekal di akhirat.
Keempat, Sabar terhadap maksiat. Di dalam menghadapi kemaksiatan kita  harus pandai mengendalikan diri supaya jangan melakukan perbuatan-perbuatan maksiat sebab ajakan iblis untuk perbuatan maksiat sangat kuat mempengaruhi manusia.
Kelima, Sabar dalam perjuangan. Setiap usaha dari perjuangan tidak selamanya sukses kadang-kadang mengalami masa naik masa jatuh,mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Apabila mengalami suatu kegagalan hendaknya bersikap sabar