Translate

Total Tayangan Halaman

Followers

Senin, 28 Oktober 2013

CADANGAN DEVISA INDONESIA 2010-2013

Cadangan devisa di Indonesia mengalami fluktuasi pada tahun 2010-2013 dengan kecenderungan menurun pada tahun 2013. Akhir Desember 2010,  posisi cadangan devisa Indonesia mencapai US$ 96,2 miliar, atau setara dengan 7,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Sejalan dengan kuatnya kinerja eksternal ekonomi Indonesia tersebut, nilai tukar rupiah mencatat apresiasi disertai tingkat volatilitas yang cukup rendah. Secara point-to-point Rupiah menguat 4,4% (ytd) menjadi Rp 9.010 per US$  disertai volatilitas yang menurun.
Kinerja ekonomi dan keuangan global masih terus melemah seiring masih berlarutnya krisis di Eropa. Pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan akan lebih rendah dengan konsumsi di negera-negara maju cenderung stagnan dan tingkat pengangguran yang tinggi. Hal ini berdampak pada menurunnya kinerja ekspor negara-negara berkembang. Sementara itu, pasar keuangan global masih bergejolak dengan berlarutnya penyelesaian krisis di Eropa sehingga likuiditas di pasar keuangan masih cenderung ketat dengan risiko yang meningkat. Selain itu, pasar keuangan global juga dibayangi ancaman penurunan rating di sejumlah negara Eropa yang memicu munculnya sentimen negatif. Di sisi harga, tekanan inflasi global cenderung menurun seiring dengan tren penurunan harga komoditas internasional. Dengan perkembangan tersebut, untuk mengantisipasi dampak melemahnya ekonomi global di tengah inflasi yang cenderung mereda, respon kebijakan moneter global. Kenaikan harga minyak dunia ternyata tidak memberikan efek negatif bagi perekonomian Indonesia. Kenaikan harga minyak dunia justru menyebabkan penerimaan minyak dan gas cukup besar sehingga cadangan devisa terus bertambahcenderung akomodatif.
Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada tahun 2011 masih mencatat surplus yang cukup besar meski menghadapi tekanan pada semester II-2011. Tekanan tersebut terutama terjadi pada transaksi modal dan finansial sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan dan ekonomi global. Selain itu, transaksi berjalan pada triwulan IV-2011 juga mulai mengalami tekanan sejalan dengan meningkatnya impor di penghujung tahun. Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa sampai dengan akhir Desember 2011 mencapai 110,1 miliar dolar AS, atau setara dengan 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.
Kondisi keseimbangan eksternal Indonesia pada triwulan IV-2012 mengalami perbaikan. Hal ini tercermin pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang pada triwulan tersebut mampu membukukan surplus sebesar US$3,2 miliar, lebih tinggi dibandingkan surplus US$0,8 miliar pada triwulan sebelumnya. Perbaikan kinerja NPI terjadi karena surplus transaksi modal dan finansial meningkat dalam jumlah yang lebih besar daripada kenaikan defisit transaksi berjalan. Sejalan dengan itu, jumlah cadangan devisa pada akhir Desember 2012 bertambah menjadi US$112,8 miliar atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Kepercayaan investor yang tetap terjaga dengan baik, didukung oleh tambahan likuiditas di pasar keuangan global yang bersumber dari ekspansi moneter di negara-negara maju, menyebabkan transaksi modal dan finansial pada triwulan IV-2012 kembali mengalami surplus. Surplus tersebut mencapai US$11,4 miliar, hampir dua kali lipat dari surplus USD6,0 miliar pada triwulan sebelumnya. Kenaikan surplus ini antara lain bersumber dari meningkatnya arus masuk investasi portofolio asing dalam bentuk pembelian surat berharga negara, baik berdenominasi rupiah maupun valuta asing. Arus masuk juga terjadi dalam bentuk penarikan dana milik perbankan domestik yang disimpan di luar negeri sebagai respon terhadap meningkatnya kebutuhan valuta asing di dalam negeri. Selain itu, investasi langsung asing (PMA) masih mengalir masuk dalam jumlah yang hampir sama dengan triwulan sebelumnya.

Cadangan devisa tergerus dari USD 112,78 miliar, atau setara dengan 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah per Desember 2012, menjadi USD 108,78 miliar atau setara dengan 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah per Januari 2013. Jumlah yang semula dibangga-banggakan tertinggi, ternyata dalam perkembangannya malah berkurang. Terbukti dari laporan Bank Indonesia (BI), pada Januari 2013 cadangan devisa Indonesia turun 4 miliar dollar AS menjadi 108,8 miliar dollar AS, dan Februari lalu kembali tergerus 3,6 miliar dollar AS ke posisi 105,2 miliar dollar AS atau setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. BI beralasan, tergerusnya cadangan devisa disebabkan tekanan nilai tukar rupiah. Namun, setelah BI melakukan operasi monter, tekanan depresiasi terhadap rupiah pada Februari 2013 cenderung mereda sehingga mencapai rata-rata 9.680 rupiah per dollar AS. Kebijakan stabilisasi nilai tukar ini, termasuk penguatan mekanisme intervensi valas dan pembentukan referensi nilai tukar rupiah di pasar domestik, bertujuan meningkatkan kepercayaan pasar. Stabilitas nilai tukar juga didukung dengan masuknya aliran dana nonresiden ke instrumen rupiah yang mencapai 27,6 triliun rupiah. 

Selain untuk operasi moneter, berkurangnya cadangan devisa karena meningkatnya permintaan valuta asing untuk keperluan impor. Kondisi ini menandakan, pengelolaan perdagangan masih sangat bergantung dari luar negeri, sementara penguatan ekspor belum optimal. Sebenarnya, sinyal berkurangnya cadangan devisa sudah bisa ditebak dari melebarnya neraca perdagangan. Lebih dari itu, tidak patuhnya sejumlah eksportir untuk melaporkan dan menempatkan devisa hasil ekspor di perbankan dalam negeri juga ikut mengganggu cadangan devisa. 
Angka ini masih lebih tinggi dari standar cadangan devisa yang ditentukan oleh Dana Moneter Internasional (IMF/International Monetary Fund) sebesar 3 sampai 4 bulan impor.
Jumlah cadangan devisa pada akhir September 2013 tercatat sebesar US$95,7 miliar, meningkat dari posisi pada akhir Agustus 2013 sebesar US$93,0 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan 5,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Jika hanya dibandingkan dengan impor, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan 5,4 bulan impor.Kenaikan jumlah cadangan devisa tersebut tidak terlepas dari langkah-langkah penguatan bauran kebijakan Bank Indonesia untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dan koordinasi kebijakan dengan pemerintah untuk menurunkan defisit transaksi berjalan. Keyakinan pasar valuta asing domestik semakin kuat dengan penawaran dan permintaan valas yang semakin aktif dan berimbang dalam membentuk pergerakan nilai tukar rupiah. Selain itu, kenaikan cadangan devisa didukung oleh langkah Pemerintah menerbitkan obligasi syariah negara dalam valuta asing sebagai salah satu sumber pembiayaan defisit fiskal. Pemerintah hendaknya membuat sebuah kebijakandan tidak membiarkan barang-barang konsumtif dari luar negeri membanjir pasar dalam negeri. Di sinilah pentingnya pengawasan dan komitmen semua pihak untuk mencintai produk dalam negeri yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.



Minggu, 13 Oktober 2013

beautiful song lyric Fatin *KekasihMU*

Seperti kertas putih
Ku ingin kembali suci
Sebening embun pagi
Ku ingin kembali suci
Tanpa noda yang terlupa
Ku kembali ke jalan Mu
Yaa Allah
Ku ikhlaskan air mata
Basahi seluruh jiwa dan ragaku
Sempurnakan ku dalam ibadahku
Agar ku selalu jadi kekasih Mu
Yaa Allah
Sadarku dalam dosa
Hambamu yang penuh hina
Kau pun datang memelukku
Tuk kembali ke jalan Mu

Rabu, 09 Oktober 2013

Cerita tentang Kapitalis vs Syariah

Alikisah ada dua orang laki-laki berjalan di tengah hutan. Orang yang pertama bertanya kepada yang kedua : "Seandainya tiba-tiba ada harimau datang mau menerkam kita, apa yang engkau lakukan?"

Yang kedua menjawab:"Saya akan berlari kencang mengalahkanmu!"

Orang pertama heran dengan jawaban yang mengagetkan tersebut, lalu bertanya lagi :"Mengapa engkau hanya akan berlari mengalahkanku?"

Yang kedua menjawab:" Iya, karena bila aku dapat lari mengalahkanmu, harimau akan cukup puas dengan menerkammu dan tidak perlu mengejarku !"