Sikap
sabar harus diterapkan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Tidak saja
dalam menghadapi musibah, tetapi dalam keadaan lapang atau senang, karena
sesungguhnya cobaan itu dapat berupa musibah dan nikmat dari Allah. Saat
musibah datang Allah memberi cobaan agar kita senantiasa bersabar, dan saat
Allah memberikan nikmat yang berlimpah hendaklah kita senantiasa merendah diri
dan jangan sampai takabur.
Apabila
dilihat dari sudut pandang para ahli filsafat islam, penerapan sabar itu bisa
dibagi menjadi lima bagian:
Pertama,
sabar dalam ibadah, sabar dalam mengerjakan ibadah ialah dengan tekun
mengendalikan diri dalam melaksanakan syarat-syarat dan tata tertib ibadah
tidak tergesa-gesa. Menurut Imam Ghazali dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan
tiga hal, yaitu:
ð Sebelum
melakukan ibadah, harus dipersiapkan dengan niat suci/ikhlas semata beribadah
karena taat kepada Allah (tidak ada niat lain)
ð Pada
saat melakukan ibadah, jangan lalai memenuhi syarat-syarat dan tata tertibnya.
Diwaktu melaksanakan shalat jangan tergesa-gesa. Seperti waktu sujud, jidat
jangan asal menempel saja terus bangkit lagi. Ingatlah kepada sabda Rosulullah
SAW: “ Hubungan paling dekat antara hamba dengan Tuhannya yaitu ketika
seseorang bersujud, maka perbanyakl;ah doa” (HR Muslim)
ð Sesudah
selesai beribadah, jangan bersikap riya’ (menceritakan ibadah supaya mendapat
pujian dari sesama)
Kedua, Sabar
ketika terkena musibah. Apabila ditimpa musibah atau mendapat cobaan dari
Allah, berupa kemiskinan, kematian, kegagalan dalam usaha dan sebagainya, kita
harus tetap bersabar. Sebab jika tidak maka akan menjadi tekanan jasmani dan
ruhani. Badan semakin lemah, hati dan pikiran semakin sempitdan akhirnya timbul
kegelisahan,kecemasan dan kepanikan. Hendaklah kita hamba Nya yang bertakwa
yakin bahwa La Yukallifullahu nafsan illa wus’aha.
Ketiga, Sabar
dalam kehidupan dunia. Sabar terhadap tipu daya dunia, jangan sampai terpesona
atau tertarik kepada kenikmatan dunia sementara ini, sehingga dapat melalaikan
dan melupakan kenikmatan-kenikmatan ukhrowi yang kekal di akhirat.
Keempat, Sabar
terhadap maksiat. Di dalam menghadapi kemaksiatan kita harus pandai mengendalikan diri supaya jangan
melakukan perbuatan-perbuatan maksiat sebab ajakan iblis untuk perbuatan
maksiat sangat kuat mempengaruhi manusia.
Kelima, Sabar
dalam perjuangan. Setiap usaha dari perjuangan tidak selamanya sukses
kadang-kadang mengalami masa naik masa jatuh,mengalami keberhasilan ataupun
kegagalan. Apabila mengalami suatu kegagalan hendaknya bersikap sabarSABAR
Sikap
sabar harus diterapkan dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan. Tidak saja
dalam menghadapi musibah, tetapi dalam keadaan lapang atau senang, karena
sesungguhnya cobaan itu dapat berupa musibah dan nikmat dari Allah. Saat
musibah datang Allah memberi cobaan agar kita senantiasa bersabar, dan saat
Allah memberikan nikmat yang berlimpah hendaklah kita senantiasa merendah diri
dan jangan sampai takabur.
Apabila
dilihat dari sudut pandang para ahli filsafat islam, penerapan sabar itu bisa
dibagi menjadi lima bagian:
Pertama,
sabar dalam ibadah, sabar dalam mengerjakan ibadah ialah dengan tekun
mengendalikan diri dalam melaksanakan syarat-syarat dan tata tertib ibadah
tidak tergesa-gesa. Menurut Imam Ghazali dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan
tiga hal, yaitu:
ð Sebelum
melakukan ibadah, harus dipersiapkan dengan niat suci/ikhlas semata beribadah
karena taat kepada Allah (tidak ada niat lain)
ð Pada
saat melakukan ibadah, jangan lalai memenuhi syarat-syarat dan tata tertibnya.
Diwaktu melaksanakan shalat jangan tergesa-gesa. Seperti waktu sujud, jidat
jangan asal menempel saja terus bangkit lagi. Ingatlah kepada sabda Rosulullah
SAW: “ Hubungan paling dekat antara hamba dengan Tuhannya yaitu ketika
seseorang bersujud, maka perbanyakl;ah doa” (HR Muslim)
ð Sesudah
selesai beribadah, jangan bersikap riya’ (menceritakan ibadah supaya mendapat
pujian dari sesama)
Kedua, Sabar
ketika terkena musibah. Apabila ditimpa musibah atau mendapat cobaan dari
Allah, berupa kemiskinan, kematian, kegagalan dalam usaha dan sebagainya, kita
harus tetap bersabar. Sebab jika tidak maka akan menjadi tekanan jasmani dan
ruhani. Badan semakin lemah, hati dan pikiran semakin sempitdan akhirnya timbul
kegelisahan,kecemasan dan kepanikan. Hendaklah kita hamba Nya yang bertakwa
yakin bahwa La Yukallifullahu nafsan illa wus’aha.
Ketiga, Sabar
dalam kehidupan dunia. Sabar terhadap tipu daya dunia, jangan sampai terpesona
atau tertarik kepada kenikmatan dunia sementara ini, sehingga dapat melalaikan
dan melupakan kenikmatan-kenikmatan ukhrowi yang kekal di akhirat.
Keempat, Sabar
terhadap maksiat. Di dalam menghadapi kemaksiatan kita harus pandai mengendalikan diri supaya jangan
melakukan perbuatan-perbuatan maksiat sebab ajakan iblis untuk perbuatan
maksiat sangat kuat mempengaruhi manusia.
Kelima, Sabar
dalam perjuangan. Setiap usaha dari perjuangan tidak selamanya sukses
kadang-kadang mengalami masa naik masa jatuh,mengalami keberhasilan ataupun
kegagalan. Apabila mengalami suatu kegagalan hendaknya bersikap sabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar