Dari Abu Hurairah ra.
Dari Nabi saw. Bahwasanya beliau bersabda: " Ada
tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan-Nya pada hari
dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata,yaitu: Imam
(pemimpin) yang adil, Pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Allah
swt. Seorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan masjid, Dua orang yang
saling mencintai karena Allah keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, Dan
orang yang di bujuk oleh seorang wanita yang cantik lagi rupawan, maka dia
mengatakan : 'sesungguhnya aku takut kepada Allah', Serta orang yang
bershadaqoh lalu menyembunyikanya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa
yang diinfakkan oleh tangan kananya, Dan orang yang berdzikir kepada Allah di
tempat yang sunyi kemudian kedua matanya berlinang.(Muttafaqun Alaih)
tujuh golongan yang
Allah janjikan kepada mereka naungan disisi-Nya:
1. Pemimpin (imam)
yang adil Setiap yang dipertanggungjawabkan akan dipersoalkan
kembali kelak. Maka bergembiralah kepada mana-mana peminpin yang dapaat berlaku
adil. Pemimpin di sini termasuklah seorang suami yang memimpin isteri dan
anak-anak. Seorang isteri yang memimpin anak-anaknya dan sebagainya.
Dalam hadits lain
Rosulullah bersabda: "Dari Ummi Mukminin 'Aisyah ra. Nabi saw
bersabda: "Ya Allah, siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan
umatku, lalu dia mempersulit urusan mereka, maka persulit pulalah dia, dan
barang siapa yang menjabat jabatan dalam pemerintahan umatku, lalu dia berusaha
menolong mereka maka tolong pulalah dia." (HR Muslim, Shahih Muslim vol 4
hal 212)
Kepemimpinan dalam Islam merupakan sebuah amanah dan
tanggung jawab yang sangat besar sekali. Dia tidak hanya bertanggung jawab
kepada manusia, baik secara tertulis maupun lisan dalam sebuah lembaga maupun
tanggung jawab moral, dan dia juga akan diminta pertanggungjawabannya di
hadapan Rabbnya, pada hari kiamat.
Hadits di atas merupakan do'a Rasulullah saw. Untuk
seorang pemimpin, baik yang melaksanakan amanah atau tidak, beliau mendoakan
pemimpin yang amanah dengan kebaikan. Suatu bukti bahwa dia melaksanakan amanah
dia akan mempermudah urusan umatnya, karena keberadaannya sebagai pemimpin pada
hakikatnya adalah untuk berkhidmat (melayani) rakyatnya (sayyidul qaumi
khadimuhum), begitu juga sebaliknya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala mengancam
seorang hamba (manusia) yang tidak melaksanakan amanah ini, dengan tidak
dijamin masuk surga sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
"Apabila seorang hamba(manusia) yang diberikan
kekuasaan memimpin rakyat mati, sedangkan di hari matinya dia telah
mengkhianati rakyatnya maka Allah mengharamkan surga kepadanya." (HR.
Imam Muslim syarah an-Nawawi vol 4 hal 214)
Sosok pemimpin yang amanah dan tanggung jawab pada
Islam saat ini bagaikan sebuah mutiara yang mahal harganya, layaknya sebuah
mutiara ia berada di dasar laut sehingga sukar untuk didapatkan, sinarnya tetap
berkilauan walupun berada di dalam lumpur, kendatipun demikian tetap saja ada
orang yang mendapatkan barang langka itu, artinya walaupun susah untuk dicari
tetapi barang langka itu ada.
Ummat Islam saat ini
membutuhkan mutiara tersebut, mereka ingin mendapatkannya kembali dan mengulang
kejayaannya seperti pada masa-masa sebelum mereka. Pada masa Rasulullah dan
masa Khulafaurrasyidin khususnya. Pada masa itu manusia hidup dalam keadaan
damai, tenteram dan aman di bawah naungan Islam. Pada masa Abu Bakar
ash-Shiddiq, Umar bin Khattab telah menjadi seorang Qadhi. Pada masa itu, tidak
pernah terjadi persengketaan antara para elit politik maupun rakyat dengan para
pemimpinnya.
2. Pemuda yang
membesar dalam ibadah kepada Allah.
Naungan Ilahi ini juga dijanjikan kepada lelaki dan
perempuan yang sentiasa hidup dalam ibadah kepada Allah. Sentiasa menyedari
bahawa Allah melihat segala perbuatannya. Di mana segalanya di bawah kawalan
dan naungan Ilahi.
3. Lelaki yang hatinya sentiasa rindukan
(teringat-ingatkan) rumah Allah.Begitu jua bagi
lelaki yang hatinya sentiasa rindukan rumah Allah. Tertunggu-tunggu setiap masa
untuk beribadah di dalamnya. Baik untuk sembahyang wajiblima waktu setiap hari
dan untuk ibadah lain.
4. Dua orang lelaki yang cinta mencintai kerana Allah
bertemu dan berpisah kerana ALLAH.
Dalam satu hadis Rasulullah bersabda: “Allah telah
mengutuskan malaikat kepada seorang lelaki semasa dalam perjalanan untuk
menziarahi saudaranya kerana Allah”. Lalu malaikat bertanya: “Nak kemana?”
Dijawab: “Aku mahu menziarah saudara ku… … ..” Tanya malaikat lagi: Untuk apa?”
lelaki itu menjawab: Tiada apa-apa tujuan.” Ditanya
lagi: “Apa hubungan dengan kamu?” Lalu dijawab oleh lelaki itu:” Tiada apa-apa
hubungan.” Ditanya lagi: ” Apa budinya kepada kamu?” Dijawab:”Tiada apa-apa
pun.” Ditanya lagi:” Apa tujuannya?” Lelaki itu menjawab:
” Aku mencintainya kerana Allah.” Berkata malaikat: sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada mu untuk memberitahu bahawa kerana kecintaanmu kepadanya maka ALLAH telah mengizinkan kamu memasuki syurgaNYA.” (Riwayat Muslim) Perasaan sayang dan kasih terhadap orang lain bukan kerana ada tujuan lain. Bukan untuk memikat anak gadisnya atau hartanya, sebaliknya hanya mengharap keredhaan Ilahi. Hanya kerana Allah hubungan ini dieratkan.
” Aku mencintainya kerana Allah.” Berkata malaikat: sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada mu untuk memberitahu bahawa kerana kecintaanmu kepadanya maka ALLAH telah mengizinkan kamu memasuki syurgaNYA.” (Riwayat Muslim) Perasaan sayang dan kasih terhadap orang lain bukan kerana ada tujuan lain. Bukan untuk memikat anak gadisnya atau hartanya, sebaliknya hanya mengharap keredhaan Ilahi. Hanya kerana Allah hubungan ini dieratkan.
5. Lelaki apabila mengingati ALLAH bersendirian
menitis airmatanya
Hadirnya perasaan takut kepada ALLAH walaupun
bersendirian sehingga menitis airmatanya. Ianya bukan saja-saja tetapi hadir
dari hati yang menginsafi kebesaran ALLAH.
6. Seorang lelaki yang dirangsang oleh seorang
perempuan berdarjat lagi cantik untuk berzina, lalu ia berkata: “Tidak! Aku
takutkan ALLAH” (inni akhofullah) Sesiapa yang
takut untuk berbuat kesalahan, takut kepada ALLAH dan azab api neraka akan
sentiasa mendapat perlindungan dari-NYA. Dapat kita ambil pelajaran juga
dari kisahnya Nabi Yusuf bersama zulaihah, yang mana Nabi diajak berbuat zina
dengan seorang yang cantik dan kaya. Namun karena keimanan yang kuat beliau
menolak ajakannya.
7. Lelaki yang bersedekah dan tidak pula
dimegah-megahkannya.
Pemberian yang
mengharapkan balasan dari Ilahi tidak akan diperbesar-besarkan. sebaliknya akan
dilakukan secara tersembunyi. Sehingga digambarkan seolah-olah tangan yang kiri
tidak mengetahuinya apa yang disedekahkan oleh tangan kanan. Lupakan kebaikan
dan pemberian kita, sebaliknya banyak mengingatkan kesilapan dan kesalah diri
kita terhadap ALLAH dan orang lain. Rebutlah peluang ini, jadilah orang yang
beruntung di akhirat. Tiada yang mustahil untuk kita lakukan. Jadilah hambaNYa
yang ikhlas dan redha atas segala yang berlaku. Semoga kita semua tergolong
dalam golongan orang yang mendapat perlindunganNYA selalu.
Kandungan hadits:
=>keutamaan
seorang imam yang adil yang menerapkan syari'at Islam dan memimpin hamba-hamba
Allah. Oleh karena itu, dia Lebih awal disebutkan karena keumuman manfaatnya.
Ya Allah Perbaikilah para pemimpin kaum muslimin.
=>keutamaan
pemuda yang tumbuh didalam ketaatan kepada Rabb-nya, dimana dia tidak mau
mendekati kemaksiatan danTidak juga mengerjakan perbuatan keji.
=> kewajiban
mendidik ganerasi muda untuk selalu mentaati Allah Dan mengesakan-Nya.
=>keutamaan
orang yang aktif mendatangi masjid sedang hati-Nya tetap terkait padanya.
Sehingga setiap dia keluar darinya Dia akan selalu ingin segera kembali
kepadanya karena cinta Untuk berdzikir kepada Allah serta mengerjakan shalat
jama'ah di dalamnya.
=>cinta itu
harus karena Allah dan untuk Allah, bukan karena Suatu hal yang sifatnya tidak
abadi atau suatu perhiasan dunia yang akan hilang.
=>keutamaan menjaga
kesucian diri dan menjauh dari perbuatan keji karena takut kepada Allah
meskipun banyak faktor pendorongnya.
=>keutamaan
selalu merasa diawasi oleh Allah dan rasa takut ke- pada-Nyadalam keadaan
sembunyi-sembunyi.
=>keutamaan
menangis karena takut kepada Allah.
=>keutamaan
bershodaqoh secara diam-diam (sembunyi-sembunyi)yang jauh dari riya' dan
menyakiti orang lain.
http://www.an-najah.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar