Translate

Total Tayangan Halaman

Followers

Sabtu, 22 Desember 2012

Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah



Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi saw. Bahwasanya beliau bersabda: " Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah dengan naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan-Nya semata,yaitu: Imam (pemimpin) yang adil, Pemuda yang tumbuh besar dalam beribadah kepada Allah swt. Seorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan masjid, Dua orang yang saling mencintai karena Allah keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, Dan orang yang di bujuk oleh seorang wanita yang cantik lagi rupawan, maka dia mengatakan : 'sesungguhnya aku takut kepada Allah', Serta orang yang bershadaqoh lalu menyembunyikanya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kananya, Dan orang yang berdzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian kedua matanya berlinang.(Muttafaqun Alaih)

tujuh golongan yang Allah janjikan kepada mereka naungan disisi-Nya:
1. Pemimpin (imam) yang adil Setiap yang dipertanggungjawabkan akan dipersoalkan kembali kelak. Maka bergembiralah kepada mana-mana peminpin yang dapaat berlaku adil. Pemimpin di sini termasuklah seorang suami yang memimpin isteri dan anak-anak. Seorang isteri yang memimpin anak-anaknya dan sebagainya.
Dalam hadits lain Rosulullah bersabda: "Dari Ummi Mukminin 'Aisyah ra. Nabi saw bersabda: "Ya Allah, siapa yang menjabat suatu jabatan dalam pemerintahan umatku, lalu dia mempersulit urusan mereka, maka persulit pulalah dia, dan barang siapa yang menjabat jabatan dalam pemerintahan umatku, lalu dia berusaha menolong mereka maka tolong pulalah dia." (HR Muslim, Shahih Muslim vol 4 hal 212)
Kepemimpinan dalam Islam merupakan sebuah amanah dan tanggung jawab yang sangat besar sekali. Dia tidak hanya bertanggung jawab kepada manusia, baik secara tertulis maupun lisan dalam sebuah lembaga maupun tanggung jawab moral, dan dia juga akan diminta pertanggungjawabannya di hadapan Rabbnya, pada hari kiamat.
Hadits di atas merupakan do'a Rasulullah saw. Untuk seorang pemimpin, baik yang melaksanakan amanah atau tidak, beliau mendoakan pemimpin yang amanah dengan kebaikan. Suatu bukti bahwa dia melaksanakan amanah dia akan mempermudah urusan umatnya, karena keberadaannya sebagai pemimpin pada hakikatnya adalah untuk berkhidmat (melayani) rakyatnya (sayyidul qaumi khadimuhum), begitu juga sebaliknya.
Allah Subhaanahu wa ta'ala mengancam seorang hamba (manusia) yang tidak melaksanakan amanah ini, dengan tidak dijamin masuk surga sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
"Apabila seorang hamba(manusia) yang diberikan kekuasaan memimpin rakyat mati, sedangkan di hari matinya dia telah mengkhianati rakyatnya maka Allah mengharamkan surga kepadanya." (HR. Imam Muslim syarah an-Nawawi vol 4 hal 214)
Sosok pemimpin yang amanah dan tanggung jawab pada Islam saat ini bagaikan sebuah mutiara yang mahal harganya, layaknya sebuah mutiara ia berada di dasar laut sehingga sukar untuk didapatkan, sinarnya tetap berkilauan walupun berada di dalam lumpur, kendatipun demikian tetap saja ada orang yang mendapatkan barang langka itu, artinya walaupun susah untuk dicari tetapi barang langka itu ada.
Ummat Islam saat ini membutuhkan mutiara tersebut, mereka ingin mendapatkannya kembali dan mengulang kejayaannya seperti pada masa-masa sebelum mereka. Pada masa Rasulullah dan masa Khulafaurrasyidin khususnya. Pada masa itu manusia hidup dalam keadaan damai, tenteram dan aman di bawah naungan Islam. Pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khattab telah menjadi seorang Qadhi. Pada masa itu, tidak pernah terjadi persengketaan antara para elit politik maupun rakyat dengan para pemimpinnya. 

2. Pemuda yang membesar dalam ibadah kepada Allah.
Naungan Ilahi ini juga dijanjikan kepada lelaki dan perempuan yang sentiasa hidup dalam ibadah kepada Allah. Sentiasa menyedari bahawa Allah melihat segala perbuatannya. Di mana segalanya di bawah kawalan dan naungan Ilahi.
3. Lelaki yang hatinya sentiasa rindukan (teringat-ingatkan) rumah Allah.Begitu jua bagi lelaki yang hatinya sentiasa rindukan rumah Allah. Tertunggu-tunggu setiap masa untuk beribadah di dalamnya. Baik untuk sembahyang wajiblima waktu setiap hari dan untuk ibadah lain.
4. Dua orang lelaki yang cinta mencintai kerana Allah bertemu dan berpisah kerana ALLAH.
Dalam satu hadis Rasulullah bersabda: “Allah telah mengutuskan malaikat kepada seorang lelaki semasa dalam perjalanan untuk menziarahi saudaranya kerana Allah”. Lalu malaikat bertanya: “Nak kemana?” Dijawab: “Aku mahu menziarah saudara ku… … ..” Tanya malaikat lagi: Untuk apa?”
lelaki itu menjawab: Tiada apa-apa tujuan.” Ditanya lagi: “Apa hubungan dengan kamu?” Lalu dijawab oleh lelaki itu:” Tiada apa-apa hubungan.” Ditanya lagi: ” Apa budinya kepada kamu?” Dijawab:”Tiada apa-apa pun.” Ditanya lagi:” Apa tujuannya?” Lelaki itu menjawab:
” Aku mencintainya kerana Allah.” Berkata malaikat: sesungguhnya Allah telah mengutusku kepada mu untuk memberitahu bahawa kerana kecintaanmu kepadanya maka ALLAH telah mengizinkan kamu memasuki syurgaNYA.” (Riwayat Muslim) Perasaan sayang dan kasih terhadap orang lain bukan kerana ada tujuan lain. Bukan untuk memikat anak gadisnya atau hartanya, sebaliknya hanya mengharap keredhaan Ilahi. Hanya kerana Allah hubungan ini dieratkan.
5. Lelaki apabila mengingati ALLAH bersendirian menitis airmatanya
Hadirnya perasaan takut kepada ALLAH walaupun bersendirian sehingga menitis airmatanya. Ianya bukan saja-saja tetapi hadir dari hati yang menginsafi kebesaran ALLAH.
6. Seorang lelaki yang dirangsang oleh seorang perempuan berdarjat lagi cantik untuk berzina, lalu ia berkata: “Tidak! Aku takutkan ALLAH” (inni akhofullah) Sesiapa yang takut untuk berbuat kesalahan, takut kepada ALLAH dan azab api neraka akan sentiasa mendapat perlindungan dari-NYA. Dapat kita ambil pelajaran juga dari kisahnya Nabi Yusuf bersama zulaihah, yang mana Nabi diajak berbuat zina dengan seorang yang cantik dan kaya. Namun karena keimanan yang kuat beliau menolak ajakannya. 
7. Lelaki yang bersedekah dan tidak pula dimegah-megahkannya.
 Pemberian yang mengharapkan balasan dari Ilahi tidak akan diperbesar-besarkan. sebaliknya akan dilakukan secara tersembunyi. Sehingga digambarkan seolah-olah tangan yang kiri tidak mengetahuinya apa yang disedekahkan oleh tangan kanan. Lupakan kebaikan dan pemberian kita, sebaliknya banyak mengingatkan kesilapan dan kesalah diri kita terhadap ALLAH dan orang lain. Rebutlah peluang ini, jadilah orang yang beruntung di akhirat. Tiada yang mustahil untuk kita lakukan. Jadilah hambaNYa yang ikhlas dan redha atas segala yang berlaku. Semoga kita semua tergolong dalam golongan orang yang mendapat perlindunganNYA selalu.

Kandungan hadits:
=>keutamaan seorang imam yang adil yang menerapkan syari'at Islam dan memimpin hamba-hamba Allah. Oleh karena itu, dia Lebih awal disebutkan karena keumuman manfaatnya. Ya Allah Perbaikilah para pemimpin kaum muslimin.
=>keutamaan pemuda yang tumbuh didalam ketaatan kepada Rabb-nya, dimana dia tidak mau mendekati kemaksiatan danTidak juga mengerjakan perbuatan keji.
=> kewajiban mendidik ganerasi muda untuk selalu mentaati Allah Dan mengesakan-Nya.
=>keutamaan orang yang aktif mendatangi masjid sedang hati-Nya tetap terkait padanya. Sehingga setiap dia keluar darinya Dia akan selalu ingin segera kembali kepadanya karena cinta Untuk berdzikir kepada Allah serta mengerjakan shalat jama'ah di dalamnya.
=>cinta itu harus karena Allah dan untuk Allah, bukan karena Suatu hal yang sifatnya tidak abadi atau suatu perhiasan dunia yang akan hilang.
=>keutamaan menjaga kesucian diri dan menjauh dari perbuatan keji karena takut kepada Allah meskipun banyak faktor pendorongnya.
=>keutamaan selalu merasa diawasi oleh Allah dan rasa takut ke- pada-Nyadalam keadaan sembunyi-sembunyi.
=>keutamaan menangis karena takut kepada Allah.
=>keutamaan bershodaqoh secara diam-diam (sembunyi-sembunyi)yang jauh dari riya' dan menyakiti orang lain.

http://www.an-najah.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar