Translate

Total Tayangan Halaman

Followers

Kamis, 10 Januari 2013

KATEGORI MANUSIA MENURUT EMHA AINUN NAJIB


Kategori Manusia
Menurut Emha Ainun Nadjib ada beberapa kategori manusia berdasarkan seberapa besar dirinya bermanfaat bagi orang lain disekitarnya, yaitu manusia wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram. Yuk kita bahas satu persatu.

1. Manusia wajib, yaitu seseorang yang kehadirannya sangat dirindukan karena dapat memberikan manfaat bagi orang banyak. Dia dicintai begitu banyak manusia karena kepeduliannya terhadap sekitar dan bisa membawa pengaruh yang baik. Perilaku kesehariannya lebih banyak diisi oleh kebaikan, ucapannya senantiasa didengar, dan lebih banyak berbuat daripada berbicara. Action speaks louder than words. Hasil kerjanya pun terlihat dan bisa menjadi inspirasi banyak orang.

Dia suka membantu teman-temannya dan memberikan solusi bagi kesulitan yang dialami oleh orang lain, sehingga wajar jika banyak orang yang menceritakan keluh kesahnya kepada orang tersebut. Hari-harinya tidak lepas dari menjaga tali silaturahmi, baik dengan kawan lama maupun kawan baru. Sikapnya selalu optimis dan penuh semangat, ramah dan supel kepada siapa saja, santun namun tegas, serta penuh kasih sayang tanpa membeda-bedakan manusia.

Dengan segala tipikal yang saya sebutkan di atas, sudah sangat wajar jika bahwa siapapun yang berada di dekat tipe manusia wajib ini pasti tercuri hatinya. Kalau orang ini hadir di suatu acara, dengan cepat orang-orang akan berdatangan ke arahnya. Namun jika orang tersebut tidak hadir, maka orang-orang pun akan mempertanyakannya karena merasa kehilangan.

Pastinya kita semua mau menjadi manusia wajib kan? Saya pun demikian. Namun ternyata untuk menjadi tipe wajib ini gampang-gampang-susah, karena suatu karakteristik yang baik akan muncul hanya dari kepribadian yang baik pula. Oleh karena itu, perbaiki dulu kepribadian kita agar bisa menjadi tipe manusia wajib.

2. Manusia sunah, yaitu seseorang yang keberadaannya cukup bermanfaat bagi sekitar, namun jika dia tidak ada tetap tidak akan berpengaruh banyak. Orang-orang tidak merasakan kehilangan dan juga tidak mencari tahu mengapa dia tidak hadir di tengah-tengah mereka. Berbeda dengan tipe manusia wajib yang keberadaanya bisa mencuri hati orang lain karena sifatnya, maka tipe manusia sunah ini ya normal-normal aja.

Tipe orang ini cukup baik, namun mungkin masih perlu ditingkatkan lagi keikhlasannya dalam melakukan amalan sehingga bisa menyentuh hati manusia lainnya. Karena jika kita melakukan suatu perbuatan untuk orang lain dari hati yang tulus, maka akan sampai ke hati orang yang bersangkutan. What comes from the heart, goes to the heart. Seperti halnya jika kita bertemu dengan orang yang berhati tulus, pastilah kita bisa merasakannya dan akan tumbuh kasih sayang diantara keduanya.

3. Manusia mubah, yaitu seseorang yang ada ataupun tidak ada kehadirannya, sama-sama tidak memberikan manfaat apapun kepada sekitar, sehingga tidak ada yang terpengaruh dengan kehadiran tipe manusia ini. Misalkan seorang karyawan yang bekerja di suatu kantor. Keberadaannya sebetulnya tidak membawa manfaat bagi kantor tersebut karena dia tidak pernah bisa menyelesaikan masalah yang ada. Tidak ada dia pun kantor itu juga tetap memiliki masalah itu. Inilah tipe manusia mubah. Ada dan tidak adanya tidak membawa manfaat, dan tidak juga membawa mudharat.

4. Manusia makruh, yaitu seseorang yang ketidakhadirannya tidak akan membawa pengaruh apa-apa namun jika dia ada malah tidak disenangi karena bisa mendatangkan keburukan. Nah ini udah agak bahaya, karena dengan adanya kehadiran orang ini malah orang menjadi tidak nyaman, mungkin karena sikapnya yang kurang baik. Ciri-ciri manusia ini adalah jika dia datang ke suatu tempat maka orang-orang pasti merasa tidak senang dan rasanya pengen pergi menjauh.

Misalkan di sebuah kelas para murid sedang bergembira. Tetapi ketika tau bu guru A yang terkenal sangar akan memasuki kelas tersebut, maka suasana langsung berubah menjadi tegang dan menakutkan. Saat mendengar bunyi sepatu sang guru semakin mendekat, jantung para murid pun seakan berhenti berdetak, dan sewaktu bu guru akan tiba di kelas, seluruh murid sudah siap-siap mau pingsan, dan ternyataaaaaaaa… yang dateng bukan bu guru A yang sangar, melainkan bu guru B yang cantik, manis dan baik hati! Pada ga jadi pingsan deehhh hahahaa..

5. Manusia haram, yaitu seseorang yang dengan keberadaannya malah dianggap akan menjadi musibah bagi sekitar dan membawa malapetaka. Ini tipe manusia paling mengerikan dan jangan sampe kita dianggap tipe manusia seperti ini karena justru ketidakberadaan kita yang diharapkan dan disyukuri oleh orang-orang di sekitar kita. Gaswat!!

Setelah melihat 5 kategori manusia di atas, ada baiknya kita tanya dulu kepada diri masing-masing nih, kita ini termasuk tipe manusia apa? Apakah kehidupan kita selama puluhan tahun ini sudah cukup banyak memberikan manfaat bagi orang lain atau belum? Adanya kita di masyarakat itu sebagai manusia apa, wajib, sunah, mubah, makhruh, atau bahkan haram? Kalau misalkan kita hadir di suatu acara, teman-teman pada mendekat atau malah menjauh semuanya? Coba lo pada pikirin deh! (gue juga ikut mikir nih hehe)

Oke anggaplah sekarang kita semua udah mikir dan nemu jawabannya (simpen dalam hati aja), sekarang waktunya kita harus bertekad bulat untuk sama-sama memperbaiki diri. Kalo masih termasuk dalam kategori haram, ya ubah pelan-pelan biar jadi makruh. Kalo udah di posisi makruh, tingkatkan biar ada di posisi mubah. Kalo udah jadi manusia mubah, harus lebih semangat memperbaiki diri untuk jadi manusia sunnah. Kalo sudah berada di kategori sunnah, tinggal dikit lagi tuh biar bisa di kategori wajib. Terakhir, kalo kalian sudah merasa sebagai manusia wajib, maka saran saya: jangan kepedean! :D

Sudah saatnya kita melihat diri masing-masing secara jujur. Makanya kalo nanti bercermin, selain memperhatikan muka tampan/cantik kita, tapi perhatikan juga segala perbuatan yang telah diakukan, dan perbaiki jika masih banyak kekurangan. Tapi sayangnya, banyak orang yang jarang berani jujur kepada diri sendiri. Merasa pintar padahal dodol, merasa kaya padahal miskin, merasa terhormat padahal hina, dst. Padahal, untuk bisa berperilaku baik kepada manusia, modal yang paling utama adalah berlaku jujur kepada diri sendiri.


1 komentar: