URBANISASI
dan MIGRASI DESA-KOTA: TEORI dan KEBIJAKAN
Urbanisasi dan migrasi desa-kota masih akan terus
berlangsung dan tidak dapat dihindari, berdasarkan
tren jangka panjang,
perbandingan dengan negara
maju,
rangsangan individu yang
masih kuat. Bias
perkotaan memicu migrasi, namun investasi yang berfokus di bidang pertanian
cukup meningkatkan produktivitas di daerah pedesaan sehingga memerlukan tenaga
kerja yang lebih sedikit. Kebanyakan daerah alternatif yang menjadi perluasan
kesempatan kerja cenderung terkonsentrasi di daerah perkotaan akibat efek
aglomerasi. Lagipula,
seiring dengan peningkatan pendidikan di daerah pedesaan, para pekerja
memperoleh keterampilan yang diperlukan sehingga keinginan semakin menggebu
untuk mencari pekerjaan di kota. Namun, migrasi desa-kota sering kali masih menjadi
masalah pelik dari sudut pandang sosial, khususnya di kota-kota raksasa.
Kebijakan mampu mengatasi
masalah-masalah lonjakan migrasi dan masalah keterbatasan kesempatan kerja yang
sedemikian serius di banyak negara berkembang. “Konsensus“ dari pendapat-pendapat sebagian besar
ekonom mengenai bentuk strategi yang tepat untuk menanggulangi persoalan
migrasi dan kesempatan kerja secara menyeluruh, setidaknya mengandung tujuh
elemen utama.
Kaitan antara
urbanisasi danpendapatan perkapita adalah salah satu “fakta yang dibengkokkan”
yang paling jelas dan mengejutkan dari proses pembangunan.Umumnya semakin maju
suatu negara, yang di ukur dengan pendapatan perkapita, semakin banyak pula
jumlah penduduk yang di daerah perkotaan. Namun pada saat yang sama, ketika
banyak negara menjadi lebih urban dari pada negara- negara maju dulu pada saat
tingkat pembangunannya setara,
sebagaimana di ukur dengan pendapatan perkapita dan negara -negara paling
miskin mengalami urbanisasi pada tingkat
yang lebih cepat. Populasi penduduk perkotaan di dunia sekarang hampir sama
besarnya dengan jumlah penduduk pedesaan pada pertama kalinya dlam sejarah saat
industri belum berkembang. Lonjakan jumlah penduduk di daerah perkotaan tersebut
memang akan membawa manfaat ekonomi tertentu akan tetapi biaya-biaya sosial
yang akan muncul juga luar biasa besarnya. Rasa prihatin dan cemas terhadap
pertumbuhan perkotaan yang terlalu cepat di negara-negara berkembang itu
mengungkapkan pokok masalah yang paling penting untuk dibahas di sini yaitu
seberapa jauh pemerintah disuatu negara dapat merumuskan kebijakan pembangunan
yang memiliki dampak pasti terhadap pertumbuhan kota.
Model migrasi dari Todaro
memiliki empat pemikiran dasar sebagai berikut:
1. Model migrasi desa-kota
dirangsang terutama sekali, oleh berbagai pertimbanganekonomi yang rasional dan
yang langsung berkaitan dengan keuntungan atau manfaatdan biaya-biaya relative
migrasi itu sendiri (sebagian besar terwujud dalam satuanmoneter, namun ada
pula yang terwujud dalam bentuk-bentuk atau ukuran lain,misalnya saja kepuasan
psikologis).
2. Keputusan untuk bermigrasi
tergantung pada selisih antara tingkat pendapatanyang diharapkan di kota dan
tingkat pendapatan actual dipedesaan (pendapatan yangdiharapkan adalah sejumlah
pendapatan yang secara rasional bisa diharapkan akantercapai di masa-masa
mendatang).
3. Kemungkinan mendaptkan
pekejaan di perkotaanberkaitan langsung dengan tingkat lapangan pekerjaan di
perkotaan, sehinggaberbanding terbalik dengan tingkat pengangguran di
perkotaan.
4. Laju migrasi desa-kota bisa
saja terus berlangsung meskipun telah melebihi laju pertumbuhan kesempatan
kerja. Kenyataan ini memliki landasan yang rasional, karenaadanya perbedaan
ekspetasi pendapatan yang sangat lebar, yakni para migran pergi kekota untuk
meraih tingkat upah lebih tinggi yang nyata. Dengan demikian,
lonjakanpenggaruan di perkotaan merupakan akibat yang tidak terhindarkan dari
adanyakesempatan ekonomi berupa kesenjangan tingkat upah antara di perdesaan
danperkotaan dan ketimpangan itu banyak ditemukan di dunia ketiga.
Terdapat Lima Implikasi
kebijakan menurut Todaro
1.
Ketimpangankesempatan kerja antara kota dan desa
harus dikurangi. Karena para imigran diasumsikan tanggap terhadap adanya selisih-selisih
pendapatan, maka ketimpangan kesempatan ekonomi antara segenap sektor perkotaan
dan pedesaan harus dikurangi.
2.
Pemecahan masalah penggaruan tidak cukup hanya
dengan menciptakanlapangan pekerjaan di kota. Pemecahan masalah pengangguran di
perkotaan yangdilakukan menurut saran-saran ilmu ekonomi Keynesian atau
tradisional (yaitu, melaluipenciptaan lebih banyak lapangan kerja disektor
modern perkotaan tanpa harus meningkatkan
penghasilan dan kesempatan kerja di pedesaan dalam waktubersamaan.
3.
Pengembangan
pendidikan yang berlebihan dapat mengakibatkan migrasi dan pengangguran. Model Todaro juga memiliki implikasi kebijakan
penting untuk mencegah invetasi di bidang pendidikan yang berlebihan, terutama
pendidikan tinggi.
4.
Pemberian subsidi
upah dan penentuan harga faktor produksitradisional (tenaga kerja) justru
menurunkan produktivitas.
5.
Program pembangunan
desa secara terpadu harus dipacu. Setiap kebijakan yang hanyaditujukan untuk
memenuhi sisi permintaan kesempatan kerja di kota, seperti subsidi upah, rekrutmen pegawai lembaga-lembaga
pemerintah, penghapusan distorsi harga-harga faktor produksi dan penyediaan
insentif perpajakan bagi para majikan, dalam jangka panjang ternyata tidak
begitu efektif untuk meniadakan atau menanggulangimasalah pengangguran.
Strategi Komprehensif
untuk menanggulangi persoalan migrasi dan kesempatan kerja:
1.
Penciptaan keseimbangan ekonomi yang
memadahi antara desa dan kota
2.
Perluasan industri-industri kecil yang
padat karya
3.
Penghapusan distorsi harga faktor-faktor
produksi
4.
Pemilihan tekhnologi padat karya yang
tepat
5.
Pengubahan keterkaitan langsung antara
pendidikan dan kesempatan kerja
6.
Pengurangan laju pertumbuhan penduduk
melalui upaya pengentasan kemiskinan absolut dan perbaikan distribusi
pendapatan
7.
Mendestralisasikan kewenangan ke kota
dan daerah sekitarnya
Faktor Pendorong Terjadinya
UrbanisasiMenurut Todaro (1985: 75) karakteristik dasar dalam migrasi
adalah sebagai berikut :
1.dorongan utama migrasi adalah
pertimbangan ekonomi yang rasional terhadap segala keuntungan dan kerugian.
2.keputusan migrasi lebih bergantung
kepada harapan daripada perbedaan upah riil sesungguhnya yangterdapat di desa
dan kota.
3.kemungkinan seseorang mendapatkan
pekerjaan di kota, berbanding terbalik dengan tingkat pengangguran yang
terdapat di kota itu.
4.tingkat migrasi melebihi tingkat
pertumbuhan lapangan kerja di kota adalah suatu hal yang logis.
5.keterbatasan fasilitas di desa.
Selain itu ada juga faktor-faktor yang
mendorong terjadinya urbanisasi khususnya di Indonesia, faktor-faktor tersebut
antara lain adalah:
1. Lahan pertanian yang semakin sempit
2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat
asalnya
3. Menganggur karena tidak banyak lapangan
pekerjaan di desa
4. Terbatasnya sarana dan prasarana di
desa
5. Diusir dari desa asal
6. Didak tersedianya sekolah yang memadai
di desa.
1. Pada
dua dasawarsa yang akan datang masalah gelombang urbanisasi yang cepat menjadi
topik kebijakan kependudukan yang lebih penting daripada upaya menghambat laju
pertumbuhan penduduk di negara-negara Dunia Ketiga karena adanya dampak negatif
dari migrasi yaitu memperburuk keseimbangan stuktural antara desa dan kota
secara langsung. Dan pada kenyataannya, dampak negatif yang ditimbulkan oleh
migrasi terhadap proses pembangunan ternyata lebih luas daripada sekedar
memperburuk kondisi maupun tingkat pengangguran di perkotaan, baik secara
terbuka atau terselubung dan sesungguhnya migrasi membawa implikasi negatif
yang yang selalu ditimbulkannya terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi dan
upaya-upaya pembangunan secara keseluruhan, terutama yang termanifestasikan
dari proses terus memburuknya distribusi pendapatan atau hasil-hasil
pembangunan sehingga topik masalah gelombang urbanisasi yang cepat lebih
penting guna memperbaiki pertumbuhan ekonomi yang mana dengan pertumbuhan
ekonomi yang baik akan membawa pengaruh pada pertumbuhan penduduk di
negara-negara Dunia Ketiga.
2. Jelaskan
secara singkat asumsi-asumsi pokok serta hal-hal terpenting dari model Todaro
mengenai Migrasi dari desa ke kota. Salah satu implikasi yang signifikan dari
model ini adalah kesimpulannya yang sekilas terkesan paradoks, yaitu bahwa
kebijakan pemerintah yang khusus dirancang guna menciptakan lebih banyak
kesempatan kerja di daerah perkotaan pada kenyataannya justru menimbulkan lebih
banyak pengangguran. Coba anda uraikan alasan atau logika yang terkandung dalam
pernyataan itu.
Jawab :
Model ini bertolak dari asumsi bahwa migrasi dari
desa ke kota pada dasarnya merupakan suatu fenomena ekonomi. Oleh karena itu,
keputusan untuk melakukan migrasi juga merupakan suatu keputusan yang telah
dirumuskan secara rasional, para migran tetap saja pergi, meskipun mereka tahu
betapa tingginya tingkat pegangguran yang ada di daerah-daerah perkotaan.
Selanjutnya model Todaro mendasarkan diri pada pemikiran bahwa arus migrasi itu
berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara kota
dan desa. Namun, pendapatan yang dipersoalkan di sini bukanlah penghasilan yang
aktual, melainkan penghasilan yang diterapkan. Adapun premis dasar dalam model
ini adalah bahwa para migran senantiasa mempertimbangkan dan
membanding-bandingkan berbagai macam pasar tenaga kerja yang tersedia bagi
mereka di sektor pedesaan dan perkotaan, serta kemudian memilih salah satu
diantaranya yang dapat memaksimukan keutungan yang diharapkan dari migrasi.
3. Kunci
penyelesaian masalah arus migrasi desa ke kota yang berlebihan dan meningkatnya
pengangguran (terbuka maupun terselubung) di perkotaan negara-negara dunia
ketiga adalah serangkaian perbaikan atas keseimbangan kesempatan-kesempatan
ekonomi dan sosial yang ada di desa dan di kota. Jelaskan alasan di balik
pernyataan ini dan berikan beberapa contoh yang cukup spesifik mengenai
keijakan pemerintah yang ditujukan untuk meningkatkan keseimbangan
kesempatan-kesempatan ekonomi dan sosial anatara desa dan kota.
Jawab :
Implikasi
kebijakan-kebijakan itu adalah pertama, ketimpangan kesempatan kerja
anatara kota dan desa harus dikurangi, contohnya perpindahan tenaga kerja
pedesaan secara besar-besaran ke daerah perkotaan. Kedua, pemecahan masalah
pengangguran tidak cukup hanya dengan menciptakan lapangan kerja di kota.
Ketiga, Pengembangan pendidikan yang berlebihan dapat mengakibatkan migrasi dan
pengangguran. Keempat, pemberian subsidi upah dan penentuan harga faktor
produksi tradisonal (tenaga kerja) justru menurunkan produktivitas. Dan Kelima,
program pembangunan desa secara terpadu harus dipacu.
4. Selama
bertahun-bertahun aliran ilmu ekonomi pembangunan konvensional mengasumsikan
adanya konflik inheren antara memaksimumkan tingkat pertumbuhan output dengan
upaya meningkatkan kesempatan kerja disektor industri secara cepat. Adakah
kemungkinan kedua tujuan tersebut saling mendukung dan bukannya berlawanan satu
sama lain ? jelaskan jawaban anda.
Jawab :
Kedua tujan tersebut
ada kemungkinan saling mendukung, karena Pertumbuhan ekonomi adalah prasyarat
untuk meningkatkan lapangan kerja produktif; ini merupakan hasil gabungan dari
peningkatan dalam kesempatan kerja dan peningkatan dalam produktivitas tenaga
kerja. Oleh karena itu, tingkat pertumbuhan ekonomi menetapkan batasan absolut
dimana pertumbuhan dalam kesempatan kerja dan pertumbuhan dalam produktivitas
tenaga kerja dapat terjadi. Namun, pola atau sifat dari pertumbuhan juga
mempengaruhi. Dampak dari pertumbuhan ekonomi pada penciptaan lapangan kerja
produktif bergantung pada bukan hanya tingkat pertumbuhan, namun juga efisiensi
dimana pertumbuhan diterjemahkan menjadi lapangan kerja produktif. Lapangan
kerja produktif bergantung dari serangkaian faktor, seperti komposisi sektor pertumbuhan
dan intensitas modal/tenaga kerja pertumbuhan dan penghasilan dari pekerjaan.
Sebuah tinjauan pembangunan ekonomi dari perspektif kesempatan kerja oleh
karenanya harus menilai sejauh mana pertumbuhan ekonomi telah memenuhi
kebutuhan akan lapangan pekerjaan yang lebih banyak dan penghasilan yang lebih
tinggi.
5.
Apa yang sebenarnya dimaksut dengan “
penciptaan harga yang sebenarnya” ? apa saja syarat yang harus dipenuhi agar penghapusan distori harga factor
produksi dapat menciptakan kesempatan
kerja baru yang cukup besar? ( pastikan bahwa anda memahami sepenuhnya
apa yang dimaksut dengan “ distorsi harga factor produksi”).
Penciptaan harga yang sebenarnya adalah harga
yang dibentuk oleh mekanisme pasar.
Syarat yang harus dipenuhi agar
penghapusan distorsi harga produksi
dapat menciptakan kesempatan kerja baru
yang cukup besar yaitu Dengan menggunakan harga yang sebenarnya dan menggunakan
tekhnologi yang lebih tepat dan sejauh mana tenaga kerja dapat menggantikan
modal dalam proses produksi yang dilaksanakan di berbagai negara berkembang.
Dan progam pembangunan desa harus dipacu.
6. Sector
informal menjadi bagian yang semakin besar dan semakin penting dalam
perekonomian dibanyak Negara dunia ketiga. Jelaskan perbedaan antara sector
formal dan sector informal serta uraikanlah aspek-aspek positif dan negative
dari pasar tenaga kerja informal diperkotaan.
Jawab :
sector informal biasanya digunakan untuk menunjukkan sejumlah
kegiatan ekonomi yang berskala kecil, yaitu perpindahan dari tenaga kerja
miskin didesa yang pindah kekota guna menghindari kemiskinan dan pengangguran,
tenaga kerja yang bekerja pada segala jenis pekerjaan tanpa ada perlindungan
Negara dan atas usaha tersebut tidak dikenakan pajak.
Sector formal adalah lingkungan suatu usaha resmi yg dapat
menampung tenaga kerja
èAspek
positif:
a. mampu
menciptakan surplus
b. sebagai
akibat dari rendahnya intensitas permodalan
c. mampu
memberikan latian kerja dan magang dengan biaya yang sangat murah
d. menciptakan permintaan atas tenaga kerja semi
terlatih dan kurang ahli
e. lebih
banyak dan lebih mudah menerapkan teknologi tepat guna
f. memainkan peranan yang sangat penting dalam
proses daur ulang limbah atau sampah
g. memeratakan distribusi hasil-hasil pembangunan
kepada penduduk miskin
èaspek
negative : sector informal tertumpu pada hubungan yang begitu erat antara
migrasi desa – kota dan penyerapan tenaga kerja oleh sector tersebut.
7. Mengapa
ibukota Negara-negara sedang berkembang sering kali memiliki ketidak seimbangan
yang besar? Factor-faktor apa yang dapat menunjang penetapan kebijakan yang
lebih baik?
Jawab :
karena begitu cepatnya pertumbuhan penduduk kota-kota diberbagai Negara
yang sedang berkembang.
Factor-faktor yang dapat menunjang penetapan
kebijakan yang lebih baik:
a. Penciptaan
keseimbangan ekonomi yang memadai antara desa dan kota
b. Perluasan
industry-industry kecil yang padat karya
c. Penghapusan
distorsi harga factor-faktor iproduksi
d. Pemilihan
teknologi produksi padat karya yang
tepat
e. Pengubahan
keterkaitan langsung antara pendidikan dan kesempatan kerja
f. Pengurangan
laju pertumbuhan penduduk
g. Mendesentralisasikan
kewenangan kekota dan daerah sekitarnya.
8. Apa
yang dimaksut dengan distrik industry? Bagaimana pemerintah Negara-negara
sedang berkembang dapat membentuk mengembangkan distrik industry itu agar
meraih sukses?
Jawab : Distrik industry pemilihan lokasi dimana
dapat dipelajari kegiatan perusahaan lain yang berada dalam industry yang sama.
Pemerintah mengembangkan industry yang bervariasi mulai
dari industry rumahan sampai kepenggunaan teknik yang lebih modern, sehingga
dapat menjadi factor yang signifikan dalam mengembangkan keunggulan kompetitif.
Makasih Om
BalasHapusOm aku cinta om makasih
BalasHapus