Translate

Total Tayangan Halaman

Followers

Kamis, 10 Januari 2013

TEORI LIMA KEKAL


TEORI LIMA KEKAL
 Al-Razi terkenal dengan ajarannya Teori lima kekal.Prinsip lima yang kekal (five co-eternal principles/ al-mabadi’ al-Qadimah al-Khamsah) menurut al-Razi adalah: (1) Sang Pencipta, (2) roh/jiwa universal, (3) materi pertama, (4) ruang absolut, dan (5) waktu absolut.Harun Nasution  dalam bukunya “Falsafat dan Misistisme dalam Islam”  menjelaskan bahwa menurut ar-Razi, dari lima yang kekal itu ada dua yang hidup, dan aktif atau bergerak  yaitu Tuhan dan Jiwa atau Roh,  satu darinya tidak hidup dan pasif yaitu materi, dan dua lagi yang tidak  hidup, tidak bergerak dan tidak pula pasif  yakni ruang dan masa absolut.
1.     Allah Ta’ala (al- Bari Ta’ala)
Menurut Ar Razi, Allah adalah bersifat sempurna Maha Pencipta dan Pengatur seluruh alam ini. Kehidupan berasal dari-Nya sebagaimana sinar datang dari matahari Allah mempunyai kepandaian yang sempurna dan Alam diciptakan bukan dari ketiadaan (creatio ex nihilo) tetapi dari sesuatu yang sudah ada. Karenanya, alam semestinya tidak kekal sekalipun materi pertama  kekal, sebab penciptaan di sini dalam arti disusun dari bahan yang telah ada. Di sisi lain, jika Allah menciptakan alam dari ketiadaan, tentu Allah akan menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada. Namun kenyataannya, penciptaan seperti itu adalah suatu hal yang tidak mungkin.
2.     Jiwa universal (al-Nafs al-Kulliyyat)

Roh atau jiwa  merupakan teori kekal yang ke 2 dari kelima teori kekal Ar Razi, Ruh tidak seMaha dengan Tuhan, karena ia terbatas dan tentu saja dengan keterbatasanya itu membutuhkan Tuhan. Hal itu terlihat ketika jiwa, tertarik dengan materi pertama yang juga kekal. Untuk memenuhi hal itu, Tuhan membantu ruh dengan membentuk  alam ini dengan susunan yang kuat, sehingga roh dapat mencari kesenangan materi didalamnya.Allah  mewujudkan manusia dan dalamnya roh mengambil tempat.dan Allah menciptakan manusia guna menyadarkan ruh dan menunjukkan kepadanya, bahwa dunia ini bukanlah dunia yang sebenarnya dalam arti haqiqi. Dan Allah sekaligus melengkapinya dengan akal agar ia tidak memperturutkan hawa nafsu.


3.     Materi pertama (al-Hayuli al- Ula)
Menurut Ar-razi, materi adalah kekal karena penciptaan dari sesuatu yang tiada (creation ex nihilo) adalah hal yang tidak mungkin .Kemutlakan, materi pertama terdiri dari atom-atom, setiap atom mempunyai volum yang dapat dibentuk. Dan apabila dunia ini dihancurkan, maka ia akan terpisah-pisah dalam bentuk atom-atom. Dengan demikian materi berasal dari kekekalan, karena tidak mungkin menyatakan suatu yang berasal dari ketiadaan sesuatu.
Untuk memperkuat pendapat ini Ar-Razi memberikan 2 bukti yaitu:
 Penciptaan adalah bukti dengan adanya sang pencipta.
 Berlandaskan ketidak mungkinan penciptaan dan ketiadaan.
4.     Tempat/ruang absolut (al-makan al-Muthlaq)
Menurut Ar-Razi ruang adalah tempat keadaan materi, beliau mengatakan bahwa materi adalah kekal dan karena materi itu mempunyai ruang yang kekal.
Bagi Ar-Razi ruang terbagi menjadi 2 yakni ruang universal (mutlak) dan ruang tertentu (relatif ), ruang universal adalah tidak terbatas dan tidak tergantung kepada dunia dan segala sesuatu yang ada didalamnya. Sedangkan ruang yang relatif adalah sebaliknya.
5.     Masa absolute (al- Zaman al-Muthlaq)
Waktu menurut Ar Razi adalah subtansi kekal yang mengalir. Dimana ia dibagi manjadi dua yaitu  waktu relatif (terbatas) dan waktu Universal (mutlak). Waktu relatif (al mahsur/alwaqt), Ini bersifat partikular dan tidak kekal karena ia bergantung pada gerak falak, terbit dan tenggelamnya matahari. Sedangkan Waktu  Universal (al-dahr), Inilah zaman yang tidak memiliki awal dan akhir. Ia terlepas sama sekali dari ikatan alam semesta dan gerakan falak.
KESIMPULAN
1.     Prinsip lima  kekal ar-Razi, dari lima yang kekal itu ada dua yang hidup, dan aktif atau bergerak  yaitu Tuhan dan Jiwa atau Roh,  satu darinya tidak hidup dan pasif yaitu materi, dan dua lagi yang tidak  hidup, tidak bergerak dan tidak pula pasif  yakni ruang dan masa absolut.
2.     Materi adalah kekal karena creatio ex nihilo (penciptaan dari tiada) merupakan suatu hal yang tidak mungkin.
3.     Ketika materi kekal, maka ruang juga bersifat kekal karena materi pasti menempati ruang.
4.     Karena materi mengalami perubahan dan perubahan menandakan zaman, maka zaman mesti kekal pula.
Daftar Pustaka
Thawil Akhyar Dasoeki, Sebuah Kompilasi Filsafat Islam (Cet. I; Semarang: Dina Utama, 1993)
Abu Bakar Muhammad Ibn Zakariyah al-Razy, Op. Cit.
Depag, Ensiklopedi, Op. Cit.,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar